Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Indonesia Kelas 9: Kebahasaan Teks Laporan Percobaan

Kebahasaan Teks Laporan Percobaan 


                Assalamu'alaikum siswa Spensaka...
            Masih semangat untuk belajar dengan sistem daring? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan semangat ya. hari ini kita berjumpa lagi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. setelah kemarin kalian belajar tentang struktur teks laporan percobaan, hari ini kita akan belajar tentang kebahasaan apa saja yang terdapat pada teks laporan percobaan. Baiklah, langsung aja yuk!😉    

CIRI KEBAHASAAN TEKS LAPORAN PERCOBAAN  
  
           Ciri kebahasaan teks laporan percobaan, antara lain kalimat kompleks/kalimat majemuk,verba, nomina, kata hubung, dan kata bilangan. Mari kita bahas satu-satu.
1. Kalimat Kompleks/ Kalimat Majemuk
            Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih. Setiap kalimat selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan predikat, serta bisa ditambahi objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat ini merupakan sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalian bisa menemukan adanya penggabungan ataupun perluasan di salah satu bagian kalimat tersebut, bisa perluasan subjek, predikat, objek, maupun pelengkapnya. Kalimat majemuk terdiri dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Perhatikan penjelasan berikut.

a. Kalimat Majemuk Setara
            Kalimat ini memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-masing dapat berdiri menjadi kalimat sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang biasa menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat ini di antaranya: dan, sementara, dan lalu.

Contoh Kalimat Majemuk Setara:

Kakak bertanding sepak bola, sementara adik menonton di pinggir lapangan.

Kalimat tersebut sebenarnya terdiri dari dua klausa, yaitu:
Klausa 1          : kakak bertanding sepak bola
Klausa 2          : adik menonton di pinggir lapangan

Baik Klausa 1 maupun Klausa 2 merupakan bentuk klausa utuh yang setidaknya memiliki subjek dan predikatnya masing-masing. Karena itu, kalaupun tidak dihubungkan dengan konjungsi sementara, keduanya masih dapat berdiri menjadi kalimat yang sempurna.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat
           Pernah mendengar ada induk kalimat dan anak kalimat? Di jenis kalimat majemuk bertingkat, teman-teman akan menemukannya, yaitu kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang hubungannya tidak sejajar. Karena ketidaksejajaran tersebut, salah satu klausa tidak dapat berdiri sendiri.

        Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam kalimat tersebut. Sementara itu, klausa yang mampu berdiri sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat majemuk tersebut disebut sebagai induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya biasanya dihubungkan dengan konjungsi, seperti: ketika, walaupun, sebab, karena, dan meskipun.

Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat:

Lia kerap terlambat datang ke sekolah karena rumahnya jauh.

Klausa 1          : Lia kerap terlambat datang ke sekolah
Klausa 2          : rumahnya jauh

Klausa 1 merupakan induk kalimat karena memiliki unsur klausa yang lengkap, yakni subjek (Lia) dan predikat (terlambat). Karena hal tersebut jugalah, Klausa 1 dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat utuh. Sementara itu, Klausa 2 hanya memiliki predikat (rumahnya) sehingga tidak dapat menjadi kalimat utuh yang membutuhkan subjek.

2. Verba
         Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, pekerjaan, keberadaan, atau pengalaman. Jenis kata ini umumnya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Contoh: menggambar, makan, menulis, berjalan, menangis, tertawa, berbagi, menolong, dan lain-lain.

Berdasarkan objeknya, verba atau kata kerja dapat dibagi menjadi dua:
a. kata kerja transitif: kata kerja yang membutuhkan pelengkap atau objek, semisal memukul (bola)
b. kata kerja intransitif: kata kerja yang tidak membutuhkan pelengkap, semisal lari.

3. Nomina
         Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indra (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta). Contoh nomina atau kata kerja antara lain langit, pohon, meja, manusia, mawar, kucing, sayang, udara, perhatian.

4. Kata Hubung
Kata hubung atau konjungsi adalah kata tugad yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat; kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Kata hubung terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Konjungsi koordinatif

      Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi subordinatif adalah  dan, serta, atau, tetapi, kemudian,        melainkan, padahal, sedangkan, bahkan, lalu

b. Konjungsi subordinatif

  • Menyatakan waktu: sejak, ketika, sedari, semenjak, sementara, selama, selagi, sambil, setelah, sebelum, sesudah, seusai, sampai, hingga
  • Menyatakan syarat: jika, kalau, jikalau, asal, asalkan, bila, manakala
  • Menyatakan pengandaian: andaikan, seandainya, seumpama
  • Menyatakan tujuan: agar, supaya, biar
  • Menyatakan perbandingan:seakan-akan, seolah, seperti, bagai, bagaikan, laksana, ibarat, bak, 
  • Menyatakan sebab: sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu
  • Menyatakan hasil/akibat: sehingga, sampai, maka, akibatnya
  • Menyatakan alat: dengan, tanpa 
  • Menyatakan cara: dengan, tanpa
  • Menyatakan kesertaan: dengan, tanpa, beserta, bersama
  • Menyatakan komplementasi: bahwa
  • Menyatakan atributif: yang
5. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung orang, binatang atau benda untuk menyatakan jumlah, urutan atau tingkatan. kata bilangan secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu:

  • kata bilangan pokok/asli: dua paket, 8 kucing, 12 buku, 1000
  • kata bilangan kolektif/kumpulan: kedua gadis itu sangat cantik, ketiga orang itu sangat mencurigakan.
  • kata bilangan tingkat: Aku meletakkan paket itu di meja kedua dari kanan, adikku berdiri pada urutan kelima dari depan, Dinda menjadi juara pertama pada lomba menyayi solo.
  • kata bilangan tak tentu: beberapa orang, semua siswa Spensaka, seluruh dunia, sedikit uang, banyak binatang.
Naah itulah tadi kebahasaan yang terdapat pada teks laporan percobaan. Setelah kalian memahami materi tersebut, coba kerjakan soal berikut!

1. Tentukan jenis kalimat majemuk di bawah ini! (majemuk setara atau majemuk bertingkat)
a. Amir bekerja terlalu keras sehingga tubuhnya mengalami kelelahan.
b. Zacky merupakan anak yang cerdas tetapi kelakuannya tidak mencerminkan kecerdasannya.
c. Sari berencara berlibur ke Raja Ampat jika semua pekerjaannya telah selesai.
d. Lukisan yang adik buat bagaikan pemandangan pegunungan asli karena tampak begitu nyata.

2. Tulislah 3 contoh kata yang termasuk verba dan 3 contoh kata yang termasuk nomina!

3. Buatlah lima kalimat menggunakan kata hubung!

4. Tulislah lima kalimat menggunakan kata bilangan!

Tulis jawaban kalian pada buku Bahasa Indonesia kalian, fotokan hasil pekerjaan kalian lalu kirimkan melalui GC. Terima kasih. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya!😊

Posting Komentar untuk "Bahasa Indonesia Kelas 9: Kebahasaan Teks Laporan Percobaan "