Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Perubahan Sosial Budaya

 Hasil penelitian para ahli sosiologi tentang perubahan sosial budaya dalam masyarakat juga menghasilkan beberapa teori. Berikut ada beberapa teori perubahan sosial budaya yang dapat kita pelajari.


1)   Teori Fungsional

Penganut teori ini memandang setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula. Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan (menjadi cara hidup masyarakat). Oleh sebab itu menurut teori ini unsur kebudayaan baru yang memiliki fungsi bagi masyarakat akan diterima, sebaliknya yang disfungsional akan ditolak.

2)   Teori Evolusi

Inti teori evolusi adalah asumsi mengenai kemajuan budaya, di mana kebudayaan Barat dianggap sebagai tahap kebudayaan yang maju dan superior/sempurna. Namun, ide ini terbantahkan dengan semakin meningkatnya apresiasi terhadap karyanya keanekaragaman (dan kompleksitas) dari kebudayaan suku bangsa di dunia. Di samping itu, masyarakat Barat sekarang berada dalam krisis (rasisme, perang, terorisme, perkosaan, kemiskinan, jalanan yang tidak aman, perceraian, sex bebas, narkoba, AIDS dan sebagainya ) dan tidak lagi dianggap berada di puncak kebudayaan manusia.

3)  Teori Siklus

Teori Siklus menerangkan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat juga melalui tahapan seperti halnya teori Evolusioner, tetapi proses peralihan masyarakat tidak berakhir pada tahap terakhir yang sempurna, melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa teori ini dapat diibaratkan sebagai tahapan kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian seperti halnya siklus hidup manusia.

4)  Teori Konflik

Teori ini menganggap bahwa perubahan ini terjadi karena adanya konflik dalam masyarakat. Jadi, teori ini menilai bahwa yang konstan itu adalah konfliknya, bukan perubahannya. Jika  konflik  berlangsung  terus,  akan  terus  demikian  pula.  Konflik antarkelompok dan kelas sosial akan melahirkan perubahan berikutnya. Hal ini disebabkan karena perubahan yang terjadi setelah konflik menunjukkan keberhasilan suatu kelompok atau kelas tertentu dalam memenangkan konflik tersebut. Kelompok yang menang akan melaksanakan kehendaknya sendiri untuk mengubah sistem yang pernah dianut oleh kelompok lain. Kondisi ini bisa kita lihat dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Saat rezim Orde Baru menumbangkan rezim pemerintahan Indonesia pun berubah menurut sistem yang dikehendaki oleh Orde Baru



Posting Komentar untuk "Teori Perubahan Sosial Budaya"