Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seni Grafis Kelas 9


Ringkasan materi Seni Budaya Kelas 9
SENI GRAFIS


1. Pernahkah menggunakan hasil karya tersebut diatas?

2. Bagaimana proses pembuatan secara sederhananya?

3. Sifat apa sajakah yang ada dari hasil karya tersebut?

A. PENGERTIAN SENI GRAFIS

Seni grafis adalah seni rupa yang termasuk ke dalam seni rupa murni (seni yang dapat dinikmati keindahannya saja). Tetapi dengan perkebngan kemajuan ilmu pengetahun adan teknologi terdapat pergeseran tentang masuk kemanakah seni grafis ini, murni atau terapan?

Secara Etimologi kata grafis berasal dari kata Graphic yang berarti membuat gambar, tulisan mauapun lukisan dengan cara ditorehkan atau dituliskan. Ari seni adalah hasil karya manusia yang mengandung nilai estetika.

Seni grafis disebut sebagai seni rupa murni, tetapi karena berkembangnya kebutuhan akan desain grafis dan teknologi yang mendukung, sehingga seni grafis bergeser menjadi seni terapan.


B. SEJARAH SENI GRAFIS

Mulanya, seni grafis berkembang di China. Disana, seni grafis digunakan untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan. Tulisan tersebut diukir pada bidang kayu dan di cetak diatas kertas. China menemukan kertas secara massal pada tahun 105 yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Yi.

Bangsa Romawi juga sudah mengenal teknik cetak ini yang digunakan untuk menghias jubah dengan cetak stempel. Teknik grafis mulai berkembang di Eropa pada abad ke 13 dengan ditemukkannya mesin cetak oleh Gutterberg yang juga mendirikan pabrik kertas pertama di Italia. Sejak saat itu, beragam tekni seni grafis berkembang di Eropa.

Awalnya seni grafis di Indonesia merupakan media alternatif bagi seniman yang sudah mengerjakan bidang lain seperti melukis ataupun mematung. Seni grafis muncul di Indonesia sekitar tahun 1950-an, tokohnya yaitu Suromo dan Abdul Salam di Yogyakarta yang membuat karya dengan teknik cukil kayu atau woodcut dan kebanyakan karya nya adalah poster perjuangan. Tokoh lainnya yaitu Marasutan (Jakarta) dan Mochtar Apin (Bandung). 

C. JENIS SENI GRAFIS

Terdapat beberapa jenis grafis, berikut uraian penjelasnnya :

1. CETAK SARING

Biasa disebut juga dengan cetak sablon, biasanya digunakan dalam pembuatan postre, sapnduk ataupun gambar pada kaos. Dalam pengunaan teknik ini, biasanya para penyablon menggunakan cetakan yang terdiri dari bahan lentur, elastic, dan halus seperti kain kasa.

Cetak saring merupakan salah satu teknik mencetak yang umum dikenal orang dengan nama sablon. Teknik yang digunakan adalah mencetak dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kasa (screen) yang terpasang pada rangka.

Kasa (screen) ini bersifat elastis, lentur, dan halus. Cetak saring pada umumnya digunakan dalam pembuatan spanduk, poster, dan kaos. Screen yang digunakan untuk menyablon sangat beragam. 

Berikut ini beberapa contoh tipe screen yang digunakan untuk menyablon.

T 55, cirinya pori-pori besar. digunakan untuk mencetak gambar pada handuk atau karung gula.

T 90, cirinya pori-pori yang agak rapat, digunakan untuk mencetak kaos dan spanduk.

T 120, cirinya pori-pori yang lebih rapat, digunakan untuk mencetak pada permukaan kayu lapis, kertas karton, dan kulit.

T 150, digunakan untuk mencetak pada permukaan bahan serat ( fiber), formika, dan imitasi. 

2. CETAK DATAR/LITHOGRAPHY

Secara etimologi kata Lithography berasala dari Bahasa Yunani, yakni Lithos (batu) dan Graphein (menulis), sehingga dapat diartikan seni cetak yang dituliskan di atas batu. Jenis batu yang digunakan adalah batu kapur karena dapat menghisap lemak dan tinta cair. Proses pengerjaan karyanya, diawali dengan penggambaran lukisan yang akan dicetak pada lempengan batu kapur. Setelah itu, media lain seperti kertas, dijiplak pada lempengan batu kapur. Sehingga pada saat kertas diambil, gambar tersebut telah mengecap pada kertas.

Disebut cetak datar karena bagian tidak mencetak memiliki tinggi yang sama dengan bagian mencetak. Klisenya yang permukaannya berupa bidang datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain tinta dan air. Salah satu teknik cetak datar adalah monotype atau monoprint yang menjadi bagian penting dalam perkembangan seni grafis di masyarakat eropa ataupun Indonesia.

Teknik cetak offset juga disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca/Tidak terbalik). 

Cetak Datar/offset

Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak dimana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian yang tak mencetak dan banyak digunakan saat ini. Kecepatan, kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan utama cetak offset. 

Offset berasal dari kata set-off (beralih), dimana lapisan tinta yang ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak maka cetak offset termasuk teknik cetak tidak langsung.

Dalam cetak offset pelat cetak yang digunakan itu datar. Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak

                                                                          


Ciri-ciri Mesin Offset

Terdapat beberapa ciri-ciri mesin offset antara lain :

a. Digerakan menggunakan listrik dengan komponen mekanis

b. Mencetak dengan master yang disebut paper plate

c. Proses pencetakannya dibantu dengan zat kimia yang disebut fixer serta air dengan cara pemindahan huruf pada blanket

d. Dapat mencetak pada kertas doorslag sampai dengan kertas karon berukuran A6 (105 x 108 mm) sampai ukuran A0

e. Dapat mencetak gambar atau foto dan berwarna

f. Keunggulan dengan pencetakan Offset dibadingkan dengan Printer

g. Hasil cetak pada kwalitas warna adalah jauh lebih tahan lama (tidak cepat pudar) dibandingkan menggunakan print digital.

h. Harga Pencetakan dalam kwantitas banyak akan jauh lebih murah dibandingkan digital print. Dapat melakukan pencetakan di berbagai permukaan jenis media kertas yang tidak dapat di lakukan oleh mesin digital, seperti dapat mencetak dalam ketebalan kertas sampai 400gr,

i. mampu mencetak pada bidang kertas bermotif seperti Samson, Embossed /Engrave Paper, kertas recycle, dapat mencetak diatas kertas ukuran sampai 100 x 70 cm. Dapat mencetak pada bidang kertas yang relatif tipis seperti yang sering digunakan untuk Buku Nota NCR, HVS & Dorslag

j. Dapat menggunakan tinta berjenis Emas, Silver dan bilamana mencetak dengan warna gradiasi Abu-abu (Grayscale) maka hasil akan jauh lebih akurat dari pencetakan digital.

k. Dapat mencetak dengan tinta Full Block dengan hasil yang tajam dan merata. Pencetakan tinta dengan cara block ini sering dipergunakan untuk pembuatan design type negatif.

 

3. CETAK TINGGI (WOODCUT)

Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar timbul pada permukaan media cetak. Contoh sederhana penggunaan teknik cetak timbul adalah cap atau stempel. Media yang sering digunakan dalam penerapan teknik ini adalah menggunakan kayu lapis triplek, metal, harboard, papan kayu, dan karet (linoleum).

Teknik cetak tinggi yang paling populer adalah seni grafis cukil kayu (woodcut). Orang Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan pada kain tenun. Salah satu orang yang berjasa dalam penemuan teknik cetak ini adalah Johanes Gutenberg (1400-1468) dari Jerman.

Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar pada permukaan media cetak secara timbul. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek, hardboard, metal,karet (linoleum), dan papan kayu.

Teknik cetak tinggi yang paling popular yaitu seni grafis cukilan kayu (woodcut). 

4. CETAK DALAM (INTAGLIO)

Cetak dalam adalah salah satu teknik seni grafis dengan menggunakan acaun cetak dari empeng logam (tembaga, besi, alumunium, seng, dan lain-lain). Teknik pembuatan cetak dalam adalah dengan ditoreh atau digoreskan langsung menggunakan alat bantu tumpul. Adapula yang menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat korosit terhadap logam tembaga. 

Seni grafis cetak dalam terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.



a) Engraving

Engraving dikembangkan di Jerman sekitar 1430 dari ukiran halus yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. Untuk melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat ini dianggap cukup rumit.


b) Etsa (Etching)

Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk pembuatan klise acuan cetak dilakukan dengan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) yang bersifat korosit terhadap tembaga.

Penemu teknik ini adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470–1536) dari Augsburg, Jerman. Ia mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. 

Etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar.


c) Mezzotint

Mezzotint merupakan teknik cetak dengan plat logam yang terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata. Gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam dengan membuat efek gelap ke terang. Alat yang digunakan untuk teknik ini adalah rocker. Metode mezzotint ditemukan oleh


d) Drypoint

Drypoint merupakan variasi dari engraving. Teknik ini disebut dengan goresan langsung menggunakan alat runcing. Goresan drypoint akan meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Teknik ini ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan pada abad ke-15 M yang memiliki julukan Housebook Master. Semua karya yang ia hasilkan menggunakan teknik drypoint.

     




5. CETAK FOTO ATAU FOTOGRAFI

Cetak foto atau fotografi adalah ragam seni grafis yang pembuatannya melalui proses pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan pencetakan gambar foto. Teknik cetak afdruk pada fotografi analog menggunakan bahan film, kertas foto, dan bahan cuci film, dengan alat yang digunakan adalah kamera analog. Pada perkembangannya saat ini ada teknik cetak lainnya yang berkaitan dengan fotografi, yaitu teknik cetak digital. Teknik ini menggunakan kamera digital dan dicetak pada kertas menggunakan tinta cetak, komputer, dan printer. Bahkan handphone saat sekarang sudah dilengkapi dengan kamera yang berkualitas.


D. Praktik  Berkarya Seni Grafis

Praktik sederhana pembuatan karya seni grafis  Cetak Tinggi (Printing Hight) 

Alat dan bahan :

1. Buku gambar

2. Pewarna makanan

3. Pelepah daun pisang

4. Wortel

5. Kentang

6. Singkong

7. Krayon

8. Pisau

9. Lap


Langkah-langkah Pembuatan Grafis sederhana

1. Menyiapkan semua bahan untuk membuat seni grafis atau cetak

2. Membuat macam-macam bentuk cetakan dengan menggunakan pelepah daun pisang, kentang, wortel dan singkong.

3. Mulai mencetak dengan bentuk cetakan yang sudah dibuat, di celupkan kedalam pewarna makanan dan tempelkan ke kertas maka hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah.gambar dibawah disebut cetak tinggi.

4. Agar karya terlihat lebih indah, sebaiknya hasil karya seni grafis dibingkai pigura 

TUGAS SISWA

A. Buatlah cetak tinggi dengan jenis umbi-umbian dengan cetakan berupa nama masing- masing! Kemudian hasil cetakan terakan pada space di bawah ini!















B. Tuliskan alat dan bahan serta tahapan yang kalian lakukan untuk pembuatan cetak tinggi diatas!

Alat Bahan Tahapan



















C. Uraikan perbedaan antara cetak dalam dan tinggi!

Cetak Dalam Cetak Tinggi














Posting Komentar untuk "Seni Grafis Kelas 9"