Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TEKNIK DAN BERNYANYI LAGU DAERAH DENGAN LEBIH SATU SUARA (Bab 3 Kelas 8 Materi Pengetahuan )

 


Kompetensi Dasar 

1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrahTuhan 

2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin melalui aktifitas berkesenian

2.2. Menunjukan sikap bertanggungjawab, peduli, dan santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya

2.3. Menunjukan sikap percaya diri. Motiva internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni

3.2. Memahami teknik dan gaya lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara berkelompok

4.2. Menyanyikan lagu-lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara berkelompok


RINGKASAN MATERI


A. Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah

Menyanyi merupakan salah satu daya ekspresi manusia untuk mengungkapkan ‘sesuatu’ yang dirasakan. Rasa kesedihan, kegembiraan, kekaguman, kegalauan, kelucuan, sindiran sosial dan apapun yang dirasakan dapat ditumpahkan dalam sebuah lagu dan kemudian dinyanyikan. Nyanyian seolah-olah menjadi curahan hati bagi para seniman, penyanyi maupun penikmat lagu. Indonesia adalah negara dengan beragam suku, ras dan budaya. Masing-masing suku, ras dan budaya memiliki lagu daerah yang berbeda-beda.

Lagu daerah adalah lagu yang lahir dan berkembang pada budaya setempat atau daerah tertentu yang bersifat turun temurun.

Ciri-ciri Lagu daerah diantaranya : sederhana, kedaerahan, turun temurun, jarang diketahui penciptanya (NN/No Name), menggunakan syair bahasa daerah dan memuat pesan untuk masyarakat setempat/daerahnya, dan diiringi dengan alat musik daerah. Lagu daerah yang terdapat di Nusantara ini mempunyai corak dan gaya yang sangat beragam. Seperti yang terdapat pada musik tradisi daerah, lagu daerah juga dibedakan dari tangga nada yang digunakan. Tangga nada yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu:

(1) Tangga nada diatonis, terdiri dari tangga nada diatonis mayor dan diatonis minor

(2) Tangga nada pentatonis, terdiri pentatonis pelog dan slendro

Budaya musik/lagu daerah yang menggunakan tangga nada diatonis dari daerah Sumatera seperti Minangkabau, Batak, Aceh, Jambi, Palembang. Selanjutnya daerah Sulawesi seperti Manado, Minahasa, Makasar, Kendari, dan sebagainya. Pada daerah Kalimantan dapat dibedakan menjadi dua yaitu terdapat daerah yang menggunakan tangga nada diatonis tapi juga terdapat beberapa yang menggunakan tangga nada pentatonis. Untuk pentatonis Pelog dan Slendro digunakan oleh lagu-lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat atau Sunda, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,dan Bali. Meskipun tangga nada yang digunakan memiliki kesamaan yaitu pentatonis namun karakter dan nuansa lagu yang diciptakan pada tiap-tiap daerah tersebut berbeda-beda. Lagu-lagu daerah yang beragam tersebut merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Lagu daerah satu dengan yang memiliki ciri khas dan menjadi keunikan bagi daerah tersebut yang juga mencerminkan karakter masyarakat pada budaya daerah tersebut

Lagu-lagu daerah biasanya diiringi dengan seperangkat alat musik daerah misalnya, daerah Jawa dan Bali diiringi dengan karawitan yang disebut dengan Gamelan (Jawa dan Sunda) atau Gambelan (Bali). Istilah karawitan untuk menunjuk pada seperangkat alat musik tradisional secara lengkap. Pada musik karawitan betawi terdapat cgaya dalam gambang kromong disebut Liaw sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah yang tertentu.


Gambar. 1 Musik Tradisional Betawi “Gambang Kromong”



Gambar 2. Musik Tradisional Jawa Tengah "Karawitan"

Lagu daerah sangat akrab dengan ritme kehidupan masyarakatnya. Pada upacara-upacara atau ritual lagu daerah juga digunakan sebagai salah satu property atau kelengkapan upacara. Apabila lagu daerah tidak disajikan maka upacara tersebut dinyatakan belum sah. Misalnya, upacara peringatan 35 hari atau  selapanan (Jawa) kelahiran bayi. Pada jaman dahulu selalu dilantunkan tembang-tembang macapat yang menceritakan tentang nasehat dan kebajikan menjadi seorang manusia.

Komposisi karawitan dapat mengembangkan perbedaan-perbedaan dari sebuah wilayah dengan wilayah lainnya sepanjang waktu. Inilah yang menyebabkan munculnya gaya yang berbeda-beda. Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi. Gaya musikal terbagi menjadi :

1. Gaya Lokal adalah karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu global disebut, ensitas lokal genius

2. Gaya Individual adalah tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta lagu-lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu lainnya

3. Gaya Periodikal adalah tipologi karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musik tertentu.

Penyanyi lagu daerah yang diiringi musik tradisional di jawa, sunda dan juga bali disebut dengan sinden,sedangkan di sumatera utara disebut dengan Perkolong-kolong, Di Kalimantan disebut dengan  Madihin(menyanyikan pantun-pantun dengan diiringi tabuhan gendang).

B. Teknik Menyanyikan Lagu Daerah
1. Menyanyi Lagu Daerah Secara Unisono
Lagu-lagu daerah yang tersebar di seluruh Nusantara ternyata dapat dinyanyikan secara tunggal maupun kelompok. Pengertian tunggal ini tidak hanya semata-mata dinyanyikan secara sendirian, tetapi juga bermakna bahwa pada musik daerah memang secara sengaja menciptakan lagu-lagu yang khusus untuk dinyanyikan secara tunggal atau sendiri. Misal pada budaya Sunda, Jawa, JawaTimur, dan Bali. Keempat etnis tersebut mengenal jenis lagu daerah yang disiapkan untuk dinyanyikan secara mandiri yang disebut tembang ‘Macapat’. Tentu saja lagu khusus untuk tunggal tidak hanya Macapat saja ,misalnya kalau di Jawa ada Sekar tengahan, SekarAgeng, Sindenan dan sebagainya


Gambar.3 Tembang Macapat


Selain dinyayikan secara tunggal atau perseorangan, lagu daerah sering juga dinyanyikan secara berkelompok. Pada budaya musik tradisi Jawa terdapat sajian lagu daerah secara berkelompok yang biasa disebut dengan istilah Panembromo. Panembromo disajikan bersama diiringi oleh karawitan Jawa yang dinyanyikan secara serempak. Kelompok dapat terdiri dari wanita saja, pria saja maupun campuran. Pada gaya tradisi daerah, sajian panembromo biasanya melagukan secara satu suara/unisono atau secara dua suara. Menyanyi secara Unisono seperti pada panembromo ataupun sindenan yang menyanyi bersama membutuhkan: kerja sama, kekompakan, dan menyatu diantara semuanya, karena jika berdiri sendiri akan terlihat tidak bagus. Memegang teguh prinsip bernyanyi secara unisono yaitu artikulasi, intonasi, phrasering dan warna suaranya.



Gambar 4. Panembromo

Lagu Daerah dengan vokal Unisono




2. Menyanyi Lagu Daerah Dua Suara

Pada musik tradisi daerah di Minangkabau, Batak, Makasar, Riau, dan sebagainya bahkan kadang menyajikan vokal bersama dengan tiga suara atau empat suara. Hal ini disebabkan system harmoni yang digunakan berdasarkan tangga nada diatonis yang memungkinkan pemecahan suara yang lebih banyak. Sedangkan pada musik tradisi daerah yang berbasis tangga nada pentatonik biasanya hanya sampai pada pemecahan dua suara karena harmoni yang disajikan berbeda dengan diatonis. Pada tangga nada pentaonis menggunakan lima nada pokok sehingga system harmoninya lebih sempit dibanding harmoni yang terdapat pada musik yang berbasis tangga nada diatonis.

a. Lagu Pentatonis daerah Jawa Tengah dengan 2 suara



b. Lagu diatonis daerah Aceh dengan 2 suara




LEMBAR TUGAS SISWA 

A. Jelaskan pengertian dari istilah kata berikut ini :

a. Menyanyi

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................


b. Lagu Daerah

...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................


c. Tangga nada Pentatonis

...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................


d. Tangga nada Diatonis 

...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................


e. Gaya Musikal

...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................



B. Amatilah bentuk-bentuk lagu daerah yang ada di daerahmu baik melalui pementasan langsung maupun pementasan dari sosial media, kemudian buatlah catatan seperti pada bagan berikut ini :




Posting Komentar untuk "TEKNIK DAN BERNYANYI LAGU DAERAH DENGAN LEBIH SATU SUARA (Bab 3 Kelas 8 Materi Pengetahuan )"