Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AL-QUR'AN MENGINSPIRASI : MARI MENGOKOHKAN PERSATUAN DENGAN TOLERANSI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN

 


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Apa kabar mu hari ini? Semoga dalam keadaan yang sehat wal'afiat semua yaa

Jangan lupa selalu ingat pesan ibu, 3M yaitu Mencuci tangan dengan sabun, Memakai masker saat keluar rumah, dan Menjaga jarak bila bertemu dengan orang lain.

Pada pertemuan hari ini kita akan memasuki materi yang terakhir di kelas 9 yaitu materi AL-QUR'AN MENGINSPIRASI : MARI MENGOKOHKAN PERSATUAN DENGAN TOLERANSI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN

Yuk kita bahas bersama di bawah ini 👇

1. Membaca dan Mengartikan Ayat Al-Qur'an tentang Toleransi dan Menghargai Perbedaan

Allah swt. berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat (49) ayat 13.

Artinya : "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."

2. Memahami Hukum Bacaan Waqaf

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti/ menahan. Menurut istilah ilmu tajwid, pengertian waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya. 

Waqaf ada 5 macam, yaitu: Waqaf Lazim, Waqaf Ja'iz, Waqaf Muraqabah, Waqaf Mamnu`, dan Waqaf Saktah.

a. Waqaf Lazim

Waqaf Lazim merupakan tanda waqaf yang berarti harus berhenti. Ketika membaca Al-Qur'an lalu menemukan tanda waqaf Lazim, kita harus berhenti (waqaf) untuk mengambil nafas, baru kemudian melanjutkan bacaan. Waqaf Lazim disebut juga dengan waqaf tam (waqaf sempurna). 

Tanda waqafnya adalah 

Perhatikan contoh-contoh potongan ayat Surah al-An`am/6:20 berikut yang di dalamnya terdapat waqaf Lazim.

Apabila saat membaca Al-Qur'an kita menemukan tanda waqaf semacam ini, maka bacaan harus dihentikan, ambil nafas, baru kemudian melanjutkan bacaan berikutnya.

b. Waqaf Jaiz

Waqaf Jaiz merupakan tanda waqaf yang membolehkan Qari’ berhenti (waqaf) atau melanjutkan (wasal) bacaan. Oleh karena itu ketika kita membaca Al-Qur'an menemukan tanda waqaf Jaiz, maka boleh berhenti (waqaf) atau meneruskan bacaan (wasal). Namun, ada yang diutamakan waqaf (berhenti) dan ada yang lebih diutamakan untuk wasal (terus). Oleh karena itu, waqaf Jaiz ini sendiri dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) Jaiz Kafi

Ketika pembaca Al-Qur'an menemukan waqaf ini maka boleh waqaf dan boleh wasal (diteruskan), tetapi lebih diutamakan untuk waqaf (berhenti). Tanda waqaf ini disebut juga dengan nama Al-Waqfu Aula. Tanda waqafnya adalah 

Contoh dalam Surah al-Baqarah/2: 13:

2) Jaiz Tasawi

Ketika pembaca Al Quran menemukan waqaf ini (Jaiz Tasawi), maka boleh waqaf (berhenti) atau wasal (diteruskan), keduanya hukumnya sama, tidak ada yang lebih utama.

Tanda waqafnya adalah 

Contoh dalam Surah Ali `Imran/3: 11:

3) Jaiz Hasan

Ketika pembaca Al-Qur'an menemukan waqaf ini maka boleh dibaca waqaf (berhenti) atau wasal (diteruskan), tetapi membaca wasal lebih utama. Tanda waqaf ini disebut juga dengan nama Al-Waslu Aula. 

Tanda waqafnya adalah 

Contoh dalam Surah ar-Ra`d/13: 36:

c. Waqaf Muraqabah

Apabila pembaca Al-Qur'an menemukan tanda waqaf Muraqabah, itu artinya harus berhenti pada salah satu tanda waqafnya. Waqaf Muraqabah ini disebut juga dengan waqaf ta`anuq atau mu`anaqah. 

Tanda waqafnya adalah (titik tiga yang terletak pada dua tempat).

Contoh dalam Surah al-Baqarah/2: 2:

d. Waqaf Mamnu`

Waqaf Mamnu` maksudnya dilarang berhenti pada tempat yang terdapat tanda waqaf ini. Pada tempat tersebut dilarang berhenti karena masih terdapat keterkaitan makna antara kalimat yang dibaca dengan kalimat berikutnya, sehingga terjadi perubahan makna apabila terputus dalam membacanya. 

Tanda waqafnya adalah 

Contoh dalam Surah al-Maidah/5:4:

e. Waqaf Saktah

Apabila pembaca Al-Qur'an mendapati tanda waqaf Saktah ini, maka ia harus berhenti sejenak, tetapi jangan mengambil nafas.

Tanda waqafnya adalah 

Contoh dalam Surah Yasin/36:52:

3. Memahami Kandungan ayat Surah al-Hujurat/49 : 13

Al-Qur'an Surah al-Hujurat/49: 13 ini mengandung pesan yang luar biasa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini mengajarkan kepada manusia bahwa keberagaman dan perbedaan itu merupakan sebuah keniscayaan. Manusia diciptakan oleh Allah Swt. dengan ragam perbedaan, baik perbedaan secara fisik, perbedaan pemikiran, agama, keyakinan, serta perbedaan yang dipengaruhi oleh geografis dan sosial. 

Secara fisik manusia diciptakan dengan berbagai kesamaan, tetapi juga terdapat banyak perbedaan, seperti warna kulit, bentuk rambut, dan perbedaan fisik lainnya. Demikian juga dengan cara pandang, tidak jarang di antara kita ada perbedaan pendapat. Masalah agama keyakinan juga demikian, di dunia ini terdapat banyak sekali agama dan keyakinan yang dianut oleh umat manusia. Perbedaan juga dipengaruhi oleh faktor geografis dan sosial sehingga muncullah beragam suku dan bangsa. Di Indonesia sendiri terdapat tidak kurang dari 1.340 suku dari 200 kelompok etnik. Masing-masing memiliki ciri khas dan keunikannya. Sungguh hal ini merupakan kekayaan sosial yang luar biasa.

Perlu untuk dipahami bahwa meskipun banyak sekali perbedaan, tetapi pada hakikatnya manusia adalah sama, sama-sama manusia, samasama makhluk ciptaan Allah Swt, dan sama-sama saling membutuhkan satu dengan lainnya. Untuk menjaga keharmonisan, diperlukan tasamuh (toleransi) dalam menyikapi perbedaan tersebut.

Surah al-H\ujurat/49:13 juga menyatakan bahwa karena perbedaan itu kita diperintahkan untuk saling mengenal, saling memahami, saling pengertian, dan saling bertoleransi. Adanya berbagai jenis dan karakter manusia agar mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam toleransi diperlukan kebesaran hati dan jiwa untuk bisa memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Proses untuk memahami itulah yang menjadi pikiran semakin cerdas, hati semakin sabar, mampu mengendalikan diri, dan pergaulan sosial akan menjadi semakin luas.

Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan manusia dari bentuk tubuh atau pun harta bendanya, tetapi Allah Swt. melihat manusia dari ketakwaan, amal saleh, dan kebersihan hatinya. Manusia yang paling mulia disisi Allah Swt. adalah manusia yang paling bertakwa, banyak amal salehnya, dan bersih hatinya. Rasulullah Saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, seperti yang disabdakan dalam hadis berikut ini:

Sebagai seorang mukmin, hendaknya menghargai perbedaan di antara kaum mukminin, sebab sesama mukmin adalah bersaudara, yang satu sama lain saling menguatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw.:

Nah, sekarang tentu kalian menjadi paham bahwa agama Islam mewajibkan umatnya untuk menghormati umat agama lain. Umat Islam bahkan dianjurkan untuk tetap bekerja sama dan saling membantu bersama umat agama lain. Tentu kerja sama tersebut menyangkut persoalanpersoalan selain akidah, seperti bergotong royong dalam membangun fasilitas umum. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt. dalam Surah al - Mumtahanah/60 ayat 8:

Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Q.S. al-Mumtahanah/60: 8)

Mengenai persoalan akidah/ keimanan, umat Islam harus bersikap teguh pada pendirian, tegas, dan memegang prinsip. Misalnya seorang Muslim tidak dibenarkan mengikuti ibadah umat lain, tetapi ikut serta menciptakan suasana aman dan nyaman agar umat lain tenang dalam menjalankan ibadahnya merupakan perbuatan yang mulia.

Setelah membaca penjelasan tersebut, apakah kalian siap untuk menjadi orang yang penuh dengan toleransi, mampu mengendalikan diri, berbesar hati, dan mau menghargai perbedaan? Untuk menjadi hamba Allah yang seperti itu tidaklah sulit, hanya perlu berlatih. Latihan yang paling sederhana adalah memulai dari lingkungan sekitar, seperti dalam keluarga mau menghargai kesukaan anggota keluarga yang lain, dan di sekolah seperti mau menghargai pendapat teman-teman saat berdiskusi kelompok. Hal-hal seperti mungkin bagi kalian terlihat sepele, tetapi apabila kalian membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, kalian akan lebih mudah untuk bertoleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika diri kita sudah terbiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, kehidupan akan menjadi lebih tenang, penuh kedamaian, dan persatuan bangsa akan terjalin semakin erat.

Nah, itulah anak-anak tentang materi terakhir tentang Toleransi. Apakah kalian sudah paham tentang materi di atas?? Semoga kalian bisa memahaminya yaa. Karena materi di atas sangat penting bagi kehidupan kita di masyarakat.

Jika masih ada yang belum kalian pahami silahkan untuk menghubungi guru PAI masing-masing. Pertanyaan kalian dapat disampaikan di WA group kelas masing-masing. Diharapkan semua siswa aktif yaa 👌 

Seperti biasa untuk pertemuan terakhir sebelum PAT besok, silahkan kerjakan latihan soal Akhir Semester yang ada di buku pendamping PAI kelas 9 halaman 55-62. 

Kemudian salinlah jawaban kalian pada link di bawah ini !

LEMBAR JAWAB LATIHAN SOAL AKHIR SEMESTER BUKU PENDAMPING PAI HAL. 55-62 

Demikianlah materi PAI kelas 9 untuk semester genap ini. 

Selamat belajar untuk ujian kelulusan. Tetap semangat !💪

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posting Komentar untuk "AL-QUR'AN MENGINSPIRASI : MARI MENGOKOHKAN PERSATUAN DENGAN TOLERANSI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN"