Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERTEMUAN 3 HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH DAN ISTIQOMAH


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh....
Selamat pagi~!!
Semangat pagi~!!
Bagaimana kabarmu hari ini..?? Semoga dalam keadaan sehat yaa

Setelah kita kemarin selesai mempelajari bab Beriman Kepada Allah swt., termasuk nama-nama baik Allah swt., pada pertemuan hari ini kita akan mempelajari bab baru lho...
Yap. Materi yang akan kita pelajari hari ini adalah tentang JUJUR, AMANAH DAN ISTIQOMAH.

Sering kita melihat di tengah-tengah masyarakat, seseorang yang ketika diberi kepercayaan oleh orang lain, lalu mengkhianati amanah tersebut. 
Contohnya, ketika seseorang diberi kepercayaan untuk menjadi ketua panitia, ia tidak menjalankannya dengan maksimal. 
Masih banyak lagi perilaku-perilaku tidak amanah yang sering kita lihat di masyarakat. Akibat dari perilaku tersebut, banyak pihak-pihak yang dirugikan. 
Kita sering pula menyaksikan perilaku orang yang tidak konsisten (istiqamah) dalam melakukan kegiatan. Ketika ditugasi oleh guru, orang tersebut tidak menyelesaikannya. 
Hal lain, misalnya, melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim seperti salat tepat waktu, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 
Perilaku tidak konsisten ini juga akan merugikan si pelaku. Ada ungkapan: “siapa giat pasti dapat”. Ungkapan ini mengisyaratkan agar kita selalu istikamah dalam mengerjakan sesuatu. 

Sudahkah kamu berperilaku jujur kepada diri sendiri dan orang lain?
Sudahkah kamu amanah ketika diberi kepercayaan oleh orang lain? dan
Sudahkah kamu istiqamah dalam mengerjakan sesuatu? 

Sebelum kamu bisa menjawab apakah kamu sudah jujurm amanah dan istiqomah, maka perlu kamu ketahui dulu apa itu jujur, amanah dan isiqomah?

1. JUJUR
Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. 
Kata hati nurani adalahsesuatu yang murni dan suci. Hati nuraniselalu mengajak kita kepada kebaikan dankejujuran. 
Namun, kadang, kita engganmengikuti hati nurani. Bila kita melakukansesuatu yang tidak sesuai hati nurani,maka itulah yang disebut dusta. 
Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakanbohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur. 

Mengapa kita harus jujur? 
Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. 
Agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. 
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi:
Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga...” (H.R. Bukhori) 

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Ya, kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat. 
Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw. telah memberi contoh nyata kepada kita. Pada masa jahiliyah sangat sulit mencari orang yang jujur. Dengan kejujuran Rasulullah saw. Menjadi orang yang paling terpercaya. 
Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. 

Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-was. Akan tetapi, kadangkala ada orang yang tidak suka dengan kejujuran. Hal ini dapat terjadi kalau orang itu akan terganggu oleh kejujuran kita itu. 
Meskipun demikian jangan takut dan risau karena lebih banyak pihak yang mendukung kejujuran. Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam. 
Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim. Katakan bahwa yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangan dicampur adukkan antara yang hak dan yang batil. 
Allah Swt. berfirman:
Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya ” (Q.S. al-Baqarah/2: 42)

Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah jujur kepada Allah, jujur dengan sesama dan jujur kepada diri sendiri. 

Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih bahwa Nabi bersabda,
“Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. 
Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”

Macam-Macam Kejujuran
a.Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta;
b.Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran;
c.Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. 
d.Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin;
e.Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal.

Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:
a.mendapatkan kepercayaan dari orang lain,
b.mendapatkan banyak teman, 
c.mendapatkan ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap orang lain.

2. AMANAH
Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti salat, zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya. 
Amanah berkaitan erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. 

Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini, mulai sekarang kalian harus berlatih untuk menjaga amanah. Kalian harus berlatih untuk bertanggung jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari menjaga amanah yang kecil-kecil, seperti bertanggung jawab saat piket kebersihan. 
Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari Allah Swt. Ternyata, tanpa disadari kalian sudah mulai berlatih menjaga amanah. 
Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang mendapat amanah untuk menjadi seorang pemimpin. Jika kalian berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah. 
Rasulullah saw. bersabda:
Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Nah, sekarang saatnya kalian mengetahui macam-macam bentuk amanah.

Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.Amanah terhadap Allah Swt. (Q.S. al-Anfal/8: 27)
Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Contoh amanah kepada Allah Swt. yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah memenuhi amanahNya. 
Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari amanah-Nya.
b.Amanah terhadap sesama manusia.(Q.S. an-Nisa’/4: 58)
Amanah ini meliputi hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak.
c.Amanah terhadap diri sendiri. (Q.S. al-Mu’minµn/23: 8)
Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri.

Perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari bisa diwujudkan melalui berbagai kegiatan seperti :
a.Menjaga titipan dan mengembalikannya dalam keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu dari orang lain, misal barang berharga seperti emas, rumah ataupun barang lainnya, maka kita haruslah menjaga barang tersebut dengan sebaik mungkin. 
Pada saat barang titipan tersebut diambil kembali oleh pemiliknya, maka kita pun harus mengembalikannya seperti sedia kala.
b.Menjaga rahasia. Apabila kita dipercayai oleh orang lain untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia pribadi, keluarga, organisasi maupun rahasia negara maka kita wajib untuk menjaganya sehingga tidak bocor kepada orang lain.
c.Tidak untuk menyalahgunakan jabatan. Jabatan merupakan amanah yang wajib untuk dijaga. Apabila kita diberikan jabatan dalam bentuk apapun, maka kita harus menjaga amanah tersebut. 
Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompok termasuk perbuatan apapun itu yang melanggar amanah.
d.Memelihara semua nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT berupa umur, harta benda, ilmu, kesehatan dan lainnya. Semua nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada umat manusia merupakan bentuk amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Hikmah Perilaku Amanah
1.Dipercayai oleh orang lain, ini bisa menjadi modal yang sangat berharga dalam menjalin suatu hubungan atau berinteraksi antar sesama manusia.
2.Mendapat simpati dari berbagai pihak, baik itu kawan maupun lawan.
3.Hidupnya akan sukses dan dimudahkan jalannya oleh Allah Swt

3. ISTIQOMAH
Istiqomah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, Istikomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Seseorang yang mempunyai sifat Istikomah bagaikan batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar.
Istikomah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istikomah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. 
Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. 
Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati”(al-Ahqaf: 13)

Ayat di atas menjelaskan sikap orang-orang Istikomah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. 
Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat karena Allah Swt. menjamin keselamatan mereka.

Bentuk-Bentuk Perilaku Istikamah
Orang yang berperilaku istikamah dalam hidupnya akan memiliki keberanian dan tidak gentar menghadapi rintangan apapun. Ia akan selalu tenang ketika menghadapi situasi yang kurang baik. Ada beberapa bentuk perilaku istikamah, yaitu sebagai berikut.
a.Istikamah Hati
Istikamah hati adalah senantiasa teguh dalam mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga kesucian hati daripada sifat syirik, menjauhi sifat-sifat buruk seperti riya’ dan menyuburkan hati dengan sifat terpuji terutama ikhlas.
b.Istikamah Lisan
Istikamah lisan adalah memelihara lisan atau tutur kata daripada kata-kata supaya senantiasa berkata benar dan jujur, setepat kata hati yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak berpura-pura, dan tidak membolak-balikkan fakta yang terjadi.
c.Istikamah Perbuatan
Istikamah perbuatan adalah tekun bekerja atau melakukan amalan atau melakukan apa saja usaha untuk mencapai keridaan Allah Swt..

Hikmah Perilaku Istikomah
Di antara hikmah perilaku Istikomah adalah sebagai berikut.
a.Orang yang Istikomah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b.Orang yang Istikomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet.
c.Orang yang Istikomah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi oleh Allah Swt.

Perilaku Istikomah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku Istikomah dapat diwujudkan memalui kegiatan:
a.selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun dan di mana pun;
b.melaksanakan salat tepat pada waktunya;
c.belajar terus menerus hingga paham;
d.selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun masyarakat;
e.selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau dibebani.

Sudahkah kamu benar-benar paham tentang materi di atas?
Jika ada yang belum paham silahkan tanyakan lewat google classroom atau group Pendidikan Agama Islam yaa~


SELAMAT BELAJAR, JANGAN LUPA SALAT 5 WAKTU SERTA JAGA KESEHATAN SELALU~!!

Posting Komentar untuk "PERTEMUAN 3 HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH DAN ISTIQOMAH"