Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN


Assalamu'alaikum anak-anak....
Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga dalam keadaan yang sehat semua dan jangan lupa selalu jaga kebersihan.

Masih ingatkah kalian pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar apa saja...??
Ya, betul. Kita sudah mempelajari tentang Iman Kepada Allah dan Jujur, Amanah, Istiqomah.
Apakah kalian sudah paham dengan 2 materi tersebut..??

Nah, pada pertemuan hari ini kita akan mempelajari materi baru nih. 
Apa itu..???

Anak-anakku...pada pertemuan ke-4 kali ini kita akan mempelajari tentang kebersihan atau thaharah.
Yuk kita lihat dulu peta konsepnya, apa saja sih yang akan kita pelajari?

A. Ingin Tahu Tentang Thaharah
     Tahukah kalian apa itu taharah? Apakah kalian sudah terbiasa melakukan taharah?
Nah, sebelum kita belajar tentang thaharah coba kalian amati gambar di bawah ini !
Gambar 1.1                                                  Gambar 1.2
Pada gambar di atas apa yang sedang mereka lakukan? 

Anak-anak kebersihan adalah sebagian dari iman. Islam menganjurkan umatnya selalu dalam keadaan bersih. orang yang selalu menjaga kebersihan maka dia dicintai oleh Allah swt..
Thaharah menurut bahasa artinya bersih atau suci. Adapun menurut istilah, thaharah artinya menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Lebih-lebih tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah salat. Lokasi ibadah ini harus suci dari najis dan bersih dari segala kotoran pasti akan menjadi lebih sempurna dan bermakna. Bersih dari hadas dan najis merupakan syarat sahnya ibadah salat.

1. Hadas dan Najis

Hadas
Hadas artinya suatu keadaan tidak suci pada seseorang. Hadas terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Hadas kecil, di antaranya mengeluarkan sesuatu dari dubur atau kubul (buang air besar, 
    buang air kecil, dan kentut)
b. Hadas besar, di antaranya haid, nifas, mimpi basah dan lain-lain.

Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Adapun menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikan yang harus disucikan, karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu. Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Najis Mukhafafah (Najis Ringan)
    Najis Mukhafafah adalah najis yang ringan adanya. Salah satu hal yang tergolong najis 
    mukhafafah yaitu air kencing bayi laki-laki yang berumur tidak lebih dari dua tahun dan belum
    makan apa-apa kecuali air susu ibunya. 
    Cara menyucikan najis mukhafafah cukup dengan mengusap/memercikkan air pada benda 
    yang terkena najis.
Artinya: "Jika terkena kencing anak perempuan harus dibasuh/dicuci, sedangkan apabila terkena kencing anak laki-laki cukup disiram atau diperciki air padanya." (H.R. Dawud)
b. Najis Mutawasithah
    Najis Mutawasithah adalah najis sedang. Contohnya kencing, darah, nanah, tinja, dan kotoran
    hewan.
c. Najis Mughaladhah (Najis Berat)
    Najis Mughaladhah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan babi. Cara menyucikannya
    dengan membasuh menggunakan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya menggunakan 
    tanah atau debu. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: "Sucinya bejana kamu yang dijilat oleh anjing adalah dengan cara mencucinya sebanyak tujuh kali, dan yang pertama dengan tanah." (H.R.Muslim)

2. Alat-Alat Thaharah
Apabila hendak thaharah, kita memerlukan media atau alat. Media yang digunakan untuk berthaharah, antara lain sebagai berikut.
a. Air
b. Debu yang dapat digunakan sebagai alat tayamum pengganti wudu atau mandi wajib, dan 
    untuk membersihkan air liur anjing.
c. Batu atau benda keras lainnya
d. Kertas, tisu, atau daun

B. Bagaimana Cara Thaharah
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (Q.S. Al-Maidah : 6)

    Tata cara taharah dari najis sudah dijelaskan di awal bab ini, sedangkan tata cara taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu dan tayamum. Adapun sarana yang dapat digunakan untuk taharah, yakni: air, debu, dan batu. Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa dipakai untuk bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, seperti air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air danau, air embun, air salju, dan sebagainya.
1. Mandi Wajib
   Seseorang diwajibkan mandi wajib ketika berhadas besar. Mandi wajib adalah mandi dengan 
   cara menyiramkan dan meratakan air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadas
   besar.
   a. Rukun Mandi Wajib
       Rukun mandi wajib adalah hal-hal yang harus dilakukan ketika mandi wajib. 
       Berikut rukun-rukun mandi wajib atau mandi janabah.
       1) Niat mandi wajib, yaitu:
       Artinya: “Aku niat mandi menghilangkan hadas besar karena Allah ta’ala.”
       2) Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata.
       3) Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke badan.

   b. Tata Cara Mandi Wajib
       Berikut tata cara mandi wajib atau mandi janabah.
      1) Dimulai dengan mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali.
      2) Membasuh kemaluan.
      3) Berwudu secara sempurna, seperti ketika hendak melakukan salat.
      4) Menuangkan air ke atas kepala sebanyak tiga kali, seraya menyelang-nyelingi rambut
          agar air sampai membasahi urat-uratnya.
      5) Mengalirkan air ke seluruh tubuh dimulai dari sebelah kanan, lalu ke kiri tanpa 
          mengabaikan dua ketiak, bagian dalam telinga, pusar, jari-jari kaki serta menggosok 
          seluruh anggota badan yang dapat digosok.

2. Wudu
    Wudu adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat, kemudian dilanjutkan membasuh
    wajah, kedua tangan, mengusap kepala, dan kedua kaki secara berurutan.
    a. Syarat Wudu
        Berikut beberapa syarat wudu.
        1) Beragama Islam.
        2) Sudah mumayiz.
        3) Tidak berhadas besar dan kecil.
        4) Memakai air suci lagi menyucikan.
        5) Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke anggota wudu, seperti cat, getah
            dan sebagainya.

    b. Fardu/Wajib Wudu
        Fardu wudu ada enam hal, yaitu sebagai berikut.
        1) Niat berwudu, yaitu:
        Artinya: “Aku niat wudu menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala”.
        2) Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu,
            dan dari telinga kanan hingga telinga kiri).
        3) Membasuh kedua tangan hingga siku.
        4) Mengusap sebagian rambut kepala.
        5) Membasuh kedua belah kaki hingga mata kaki.
        6) Tertib, yaitu mendahulukan mana yang harus dahulu dan mengakhiri mana yang
             harus diakhirkan.

    c. Sunah Wudu
        Sunah-sunah wudu meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
        1) Membaca basmallah.
        2) Membasuh kedua telapak tangan hingga pergelangan.
        3) Berkumur-kumur.
        4) Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
        5) Menyapu seluruh kepala dengan air.
        6) Mendahulukan anggota badan bagian kanan daripada kiri.
        7) Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
        8) Menigakalikan membasuh.
        9) Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.
      10) Membaca doa setelah wudu.

    d. Cara Berwudu
        Berikut tata cara berwudu menurut syariat Islam.
       1) Membaca basmallah sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan
            hingga bersih.
       2) Berkumur-kumur sebanyak tiga kali, sambil membersihkan gigi.
       3) Mencuci lubang hidung tiga kali.
       4) Mecuci muka tiga kali, mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan
            dari telinga kanan hingga telinga kiri.
       5) Mencuci kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali.
       6) Menyapu sebagian rambut kepala sebanyak tiga kali.
       7) Menyapu kedua belah telinga tiga kali.
       8) Mencuci kedua kaki tiga kali hingga mata kaki.

    e. Pembatal Wudu
       Adapun hal-hal yang membatalkan wudu, antara lain sebagai berikut.
      1) Keluar sesuatu dari kubul maupun dubur seperti buang air besar, buang air kecil,
           maupun buang angin.
      2) Hilang akal karena sakit jiwa, pingsan, mabuk, atau tidur nyenyak.
      3) Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya.
      4) Tersentuh kemaluan (kubul atau dubur) dengan telapak tangan atau jari-jarinya yang
           tidak memakai tutup (meskipun kemaluannya sendiri).

3. Tayamum
  Apakah tayamum itu? Tayamum adalah pengganti wudu atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur). Untuk lebih mudah memahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.Suatu ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera salat. Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah tayammum dengan menggunakan debu yang suci. Tidak sulit, bukan?
a. Alasan Bertayamum
   Berikut beberapa keadaan yang dapat membolehkan seseorang bersuci dengan tayamum.
   1) Tidak ada air.
   2) Terdapat air, namun dalam jumlah terbatas dan bersamaan dengan adanya kebutuhan lain
        yang memerlukan air tersebut semisal untuk minum dan memasak.
   3) Khawatir jika bersuci dengan air akan membahayakan badan atau semakin lama sembuh
        dari sakit.
   4) Tidak mampu menggunakan air untuk berwudu karena sakit.
   5) Tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudu.
   6) Tidak adanya orang yang mampu membantu untuk berwudu.

b. Tujuan Bertayamum dan Media yang Dapat Digunakan untuk Tayamum
    Tujuan bertayamum yaitu sebagai berikut.
    1) Untuk menyucikan diri dari hadas kecil dan hadas besar.
    2) Agar kita bersyukur kepada Allah Swt. karena Dia telah memberikan keringanan bagi
        orang-orang yang tidak mampu berwudu. Hanya dengan bertayamum saja, mereka tetap
        bisa beribadah kepada Allah.
Adapun media yang dapat digunakan untuk bertayamum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih, seperti pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembap atau kering.

c. Tata cara tayamum
    Adapun tata cara bertayamum yang benar, yaitu Sisipan Karakter sebagai berikut.
    1) Niat bertayamum, yaitu:
    Artinya: “Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat, karena Allah ta’ala.”
    2) Menepukkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan sekali pukulan
        kemudian meniupnya.
    3) Menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
    4) Menyapu wajah dengan dua telapak tangan.
    5) Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan dan wajah dilakukan hanya sekali
         usapan saja.
    6) Bagian tangan yang diusap adalah telapak tangan sampai pergelangan tangan saja atau
        dengan kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudu.

Apakah kamu sudah paham dengan materi di atas?
Jika belum silahkan ajukan pertanyaan lewat Google Classroom atau WA Group Pend. Agama Islam masing-masing yaa.
Jika sudah silahkan kerjakan tugas di bawah ini dikirim melalui google classroom!


TUGAS !
BUATLAH VIDEO PRAKTIK WUDU DARI AWAL NIAT WUDU, URUTAN WUDU, DO'A SETELAH WUDU !
KIRIMKAN VIDEO KALIAN KE GOOGLE CLASSROOM "TUGAS THAHARAH VIDEO PRAKTIK WUDU" !


SELAMAT BELAJAR DAN MENGERJAKAN TUGAS....!!


Posting Komentar untuk "SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN"