Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SENI BUDAYA POLA LANTAI & UNSUR PENDUKUNG GERAK TARI TRADISIONAL [ KELAS 8 GENAP ]

BAB 5

POLA LANTAI DAN UNSUR PENDUKUNG 

GERAK TARI TRADISIONAL


 A.    Tari Tradisional Jawa Tengah
Tari Tradisional adalah tari yang berkembang sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat daerah setempat. Tari Tradisional dibagi menjadi dua, yaitu tari Tradisional Klasik dan tari Tradisional Kerakyatan. Seiring perkembangan jaman tarian tersebut berkembang juga menjadi tari Kreasi Baru, yang merupakan kolaborasi dari tari Tradisional Klasik dan tari Tradisional Kerakyatan.

1.    Tari Tradisional Klasik
Ciri-ciri tari Tradisional Klasik, yaitu:                                                                        
a.    Berkembang di wilayah keraton, kabupaten dan perkotaan
b.    Mempunyai  ragam gerak yang rumit dan baku bersifat mengalir seperti air mengalir (istilah Jawa Mbanyu mili)
c.    Kostum tata rias dan busana gemerlap dan mewah


Fungsi Tari Tradisional Klasik,yaitu:
a.    Sebagai upacara adat
b.    Sebagai pertujukkan/tontonan
c.    Sebagai media pembelajaran Seni Budaya  di sekolah-sekolah

    
2.    Tari Tradisional Kerakyatan
Ciri-ciri tari Tradisional Kerakyatan, yaitu:
a.    Berkembang di daerah-daerah pedesaan, bersifat turun temurun
b.    Mempunyai ragam gerak sederhana dan tidak rumit
c.    Kostum, tata rias dan tata busana sesuai adat daerah dan sederhana


Fungsi Tari Tradisional Kerakyatan:
a.    Sebagai upacara adat daerah tertentu   
b.    Sebagai pertunjukan/tontonan
c.    Sebagai hiburan/pergaulan


B.    Tari Tradisional Klasik dari Jawa Tengah
Berdasarkan jumlah tertentu tari Tradisional Klasik dari Jawa Tengan terdiri dari beberapa macam antara lain :
1.    Tari Bedhaya


 

Tari bedhaya merupakan tari Tradisional Klasik dari Jawa Tengah yang ditarikan oleh 7 – 9 ,bila 7 orang berpedoman pada 7 bidadari pada tari Bedhaya Anglir Mendhung, bila 9 orang berpedoman pada jumlah para wali 9 orang, yaitu padha tari Bedhaya Ketawang. Salah satu tari Bedhaya ada yang  bertemakan kisah asmara.
Ciri Geraknya dengan Ragam gerak yang rumit  baku, bersifat mbanyu mili (Jawa) tanpa putus bagai air mengalir. Tarian ini berasal dari keraton Kasunanan Surakarta.

2.    Tari Serimpi


 

Tarian Serimpi berasal dari Yogyakarta, ditarikan oleh 4 penari putri dari  Surakarta  Jawa Tengah yang bernuansa sedikit mistis. Gerakan tari yang umumnya diiringi dengan tabuhan gamelan ini menggambarkan proses terjadinya asal usul manusia. Empat penari putri yang memainkan tarian ini secara bersama-sama dengan membawa properti keris kecil atau “Cundrik”.

3.    Tari Beksan Wireng


 

Tari Beksan Wireng merupakan jenis tari kelompok Putra Gagah. Tari beksan wireng melambangkan ketangkasan prajurit dalam perang dan menggunakan senjata. Tarian ini diciptakan oleh Prabu Amiluhur untuk menyemangati putranya supaya lebih tangkas dan siap tumbuh dewasa.

4.    Tari Bondan


 

Tari Bondan merupakan jenis tari putri tunggal namum bisa ditarikan secara berpasangan bahkan secara kelompok. Tari bondan juga berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah. Tari Bondan menggambarkan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.

5.    Tari Beksan Driasmara

 



Penyajian tari Beksan Driasmara dilakukan secara berpasangan dengan tema percintaan (erotis). Tari Beksan Driasmara ditarikan oleh 2 penari laki-laki dan perempuan dengan tema percintaan.

6. Tari Beksan Gambyong 


 

Beksan Gambyong berasal dari tari Glondrong yang ditarikan oleh Nyi Mas Ajeng Gambyong. Selain sebagai hiburan, tari ini sering juga ditarikan untuk menyambut tamu dalam upacara peringatan hari besar dan perkawinan.
Adapun ciri-ciri dan keunikantari ini adalah :
a.    Gerak menthang tangan kanan
b.    Pola lantai garis lurus, diagonal
c.    Tata busana memakai : kain ,angkin dan sampur
d.    Tata Rias: cantik, sanggul tekuk bercunduk mentul.
e.    Accesories ,kalung ,gelang, anting.


C.    Tari Tradisional Kerakyatan Jawa Tengah

Tari Kerakyatan adalah  bentuk tari tradisional yang diciptakan di lingkungan masyarakat pedesan dan berkembang di wilayah atau daerah tertentu.
Ciri dan fungsi tari tradisional kerakyatan:
•    Gerakan tidak baku ,gerak sederhana tidak rumit
•    Ragam gerak sesuai ada tistiadat dan kebiasaan masyarakat sehari-hari.
•    Besifat turun temurun
•    Berkembang di masyarakat pedesaan.
•    Berfungsi sebaga ihiburan dan pergaulan


Beberapa tari tradisional kerakyatan yang berkembang di daerah Jawa Tengah antara lain :
1.    Tari Lengger dari daerah Banyumas dan sekitarnya
Tari Lengger berfungsi untuk hiburan, biasanya di daerah lain di sebut ledek. Berawal dari daerah Jati lawang, Banyumas. Lengger ditarikan oleh para wanita dan biasanya berpasangan dengan para penonton pria yang menyawer dengan memberi uang, gerak tari lengger sangat energik penuh kegembiraan.

Ciri khas gerak tari lengger :
•    Tidak terlepas dengan “geol” atau memutar pantat.
•    Iringan menggunakan gamelan calung banyumasan dari bambu
•    Gamelan berlaras slendro dan pelog
•    Penarinya sambil menyanyi seperti Sinden, diselingi suara senggakan
•    Penabuh calung disebut penayagan
•    Gong terbuat dari bumbung yang dimainkan dengan ditiup dengan mulut.
•    Penari lengger bersifat turun temurun sebagai penari Lengger
Fungsi tari lengger adalah sebagai hiburan atau tontonan masyarakat daerah Banyumas.

2.    Tari Ebeg Banyumasan atau Kuda Lumping
Untuk tarian yang satu ini sudah terkenal dan menyebar luas, bahkan sampai sekarang masih banyak yang tahu gerakannya. Tari ebeg atau di daerah-daerah lain lebih dikenal dengan nama kuda lumping, jaranan, atau jatilan, adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang berisi unsur ritual, sekaligus unsur hiburan. 

3. Tari Dolalak dari Purworejo

Pertunjukan ini dilakukan oleh beberapa orang penari yang berpakaian menyerupai pakaian prajurit Belanda atau Perancis tempo dulu dan diiringi dengan alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari kentrung, rebana, kendang, kencer, dllnya.Nama dolalak diambil dari not “Do” dan “La” karena awalnya tarian ini hanya diiringi dengan alat musik dua nada.

D.    Pola Lantai Tari Tradisional
Pola lantai merupakan arah gerak penari di atas panggung, atau pergeseran penari dari formasi satu ke formasi berikutnya. Pola lantai ada beberapa macam, antara lain, awalnya hanya garis lurus dan garis lengkung, namun bisa dikembangkan menjadi beragam.
Pengaturan posisi dalam menari ini disebut dengan pola lantai. Jadi pola lantai adalah pola denah yang dilakukan oleh seoarang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang (space) untuk menari. 
 

Bentuk Pola Lantai


E. Unsur Pendukung Tari
    Unsur pendukung tari kreasi menurut M. Jazuli pada bukunya yang berjudul Pendidikan Seni Budaya(Suplemen Pembelajaran Seni Tari) dibagi menjadi 7 yaitu iringan(musik), tema, tata rias busana(kostum), tata rias wajah, tempat pentas (panggung), tata lampu, dan tata suara. 

 

                                                                ~SELESAI~








Posting Komentar untuk "SENI BUDAYA POLA LANTAI & UNSUR PENDUKUNG GERAK TARI TRADISIONAL [ KELAS 8 GENAP ]"