Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerajaan Islam di Indonesia

 

 Kerajaan Islam di Indonesia

 Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini tidak lain karena syiar Islam yang masuk ke Indonesia diterima dengan baik oleh penduduk saat itu.

Keterlibatan Kerajaan islam di Indonesia pun turut memberikan peran dalam penyebaran islam ke seluruh penjuru Indonesia.

Berikut beberapa kerajaan islam di Indonesia


1. Kerajaan Samudera Pasai



 Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh persisnya di Aceh Utara kabupaten Lhokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.

Diantara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Pada masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

2. Kerajaan Aceh Darusaalam



 

Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903) berdiri pada masa runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Aceh Darussalam atau yang disebut juga sebagai Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatra  dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam.

Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam,Sultan Ali Mughayat Syah, dinobatkan pada hari Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H bertepatan dengan tanggal  8 September 1507 kalender Masehi. Kerajaan Aceh Darussalam mengalami kejayaan pada masa perintahan Sultan Iskandar Muda atau Sultan Meuku Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh luas hingga menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.

3. Kesultanan Malaka

 

Kesultanan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah Malaka. Kerajaan ini pertama kali dibentuk dan didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405. Kerajaan ini tercatat memiliki hubungan baik dengan Cina yang dimana tercatat sudah banyak hubungan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Kerajaan Malaka terkenal sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan di selat Malaka sekitar abad 15. Runtuhnya Kesultanan Malaka akibat dari invasi Portugis pada tahun 1511 dan peristiwa tersebut menjadi salah satu awal mula invasi militer Eropa ke Nusantara.

4. Kesultanan Perlak

 

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang terletak di Peureulak Aceh Timur pada tahun 840-1292 Masehi. Perlak atau Peureulak merupakan sebuah area produksi kayu perlak, sejenis kayu yang sangat cocok digunakan untuk pembuatan kapal.

Pada masa itu, daerah tersebut dikenal sebagai negeri Perlak. Oleh karena itu, daerah tersebut ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari negara Arab dan Persia. Hal ini menyebabkan perkembangan komunitas Islam di daerah ini hingga pernikahan campuran pedagang Muslim dengan wanita asli daerah Perlak.

Raja pertama Kerajaan Perlak adalah Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah. Namun, masa kekuasaannya tidak banyak diketahui. Raja terakhir Muhammad Amir Syah mengawinkan putrinya dengan Malik Shaleh lalu Malik Shaleh mendirikan Kerajaan Samudra Pasai.

5. Kerajaan Demak



 

Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama dan terbesar di pulau Jawa yang berdiri pada tahun 1478 yang dipimpin oleh Raden Patah. Kerajaan Demak terletak di wilayah Demak daerah pesisir utara Jawa Tengah.

Kerajaan Demak merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Hal ini lantaran dukungan dari para Wali Songo kala itu. Munculnya Kerajaan Demak terjadi pada masa kemunduran Kerajaan Majapahit yang kala itu beberapa wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri.

Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja yang pernah berkuasa yaitu Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya kerajaan ini menjadi kerajaan yang tak tersaingi di pulau Jawa khususnya.



Kemunduran Kerajaan Demak dipicu olehh perang saudara antara Pangeran Surowiyoto dan Trenggana yang berujung saling bunuh antar saudara untuk merebut tahta Kerajaan Demak. Pada tahun 1554 Kerajaan Demak mengalami keruntuhan akibat pemberontakan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Oleh Hadiwijaya pusat kekuasaan Kerajaan Demak dialihkan ke daerah Pajang sehingga berdirilah Kerajaan Pajang.

6. Kerajaan Islam Pajang



 

Kerajaan Pajang berdiri sebagai kelanjutan Kerajaan Demak setelah mengalami keruntuhan. Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau biasa disebut Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging yakni di lereng Gunung Merapi. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Pasca membunuh dan merebut kekusaan Demak dari Aria Penangsang, seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Jaka Tingkir mendapat gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.

Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Selain Islam yang mengalami perkembangan, politik juga mengalami perkembangan.

Pada masanya, Jaka Tingkir memperluas kekuasaannya ke arah timur hingga Madiun di area pedalaman tepi aliran sungai Bengaawan Solo. Pada tahun 1554 Jaka Tingkir mampu menduduki Blora dan Kediri pada 1577. Karena Kerajaan Pajang dengan raja-raja di Jawa Timur sudah bersahabat, pada tahun 1581 Jaka Tingkir mendapat pengakuan sebagai sultan Islam oleh raja-raja penting di Jawa Timur.

7. Kerajaan Mataram Islam

 

Kerajaan Mataram Islam merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16. Pusat pemerintahan Kerajaan Matarama Islam terletak di Kotagede Yogyakarta. Kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan Majapahit yaitu Keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.

Awal mula Kerajaan Mataram Islam adalah dari Kadipaten yang berada di bawah Kesultanan Pajang dan berpusat di Bumi Mentaok. Kemudian diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasa yang diberikannya. Raja yang berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Penembahan Senapati), yang merupakan putra Ki Ageng Pemanahan. Pada masa pemerintahan Sutawijaya, kerajaan ini menjadi kerajaan independen.

Kerajaan Islam Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemeritahan Mas Rangsang atau Sultan Agung (1613-1645 Masehi). Sultan Agung berhasil melakukan ekspansi dan menguasai hampir seluruh wilayah di tanah Jawa. Ia juga melakukan perlawanan kepada VOC dengan bekerja sama bersama Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon.

Kerajaan Mataram Islam atau yang disebut dalam Bahasa Jawa Nagari Kasultanan Mataram menerapkan kerajaan berbasis pertanian dengan berasaskan ajaran Islam. Kerajaan Mataram meninggalkan beberapa peninggalan seperti kampung Matraman di Batavia  / Jakarta, sistem persawahan di Pantura, Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dan lain                                                                                8.  Kerajaan Islam Cirebon


Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon adalah Kasultanan Islam yang cukup besar di Jawa Barat pada abad 15-16 Masehi. Kasultanan Cirebon pertama kali di didirikan pada tahun 1430 dan penguasa atau Sultan pertama yang menjabat di kerajaan adalah Pangeran Walangsungsang sebagai Sultan Cirebon I dan menjabat dari tahun 1430 – 1479.

Kemudian pada tahun 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan jabatan dan kekuasaannya kepada Sunan Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat sebagai Sultan Cirebon II.

Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang merupakan penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

9. Kerajaan Islam Banten


Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa tepatnya di Pasundan, Banten pada tahun 1526. Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Maulana Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum dipaksa bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad Syafiudin.

Raja atau sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa kepemimpinannya.

Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor salah satunya adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana Sultan Haji anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dari tangan sang ayah.

Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas pada pembubaran Kesultanan Banten pada tahun 1813 oleh pemerintah Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.

Didirikan oleh Hasanuddin pada tahun 1552 di Banten. Pada masa kepemimpinannya Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Setelah Hasanuddin wafat kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Yusuf. Kemunduran Kerajaan Banten terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Muffakir.

10. Kerajaan Islam Banjar


Kesultanan Banjar berdiri sejak tahun 1520 dan bertahan hingga tahun 1905. Sultan atau pemimpin pertama dari Kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah yang dilantik pada tahun 1526 dan memimpin hingga tahun 1550

Masa keemasan dari Kesultanan Banjar terjadi sejak periode awal tahun 1526 hingga 1787 yang dimana kerajaan ini terkenal akan aktivitas pertanian dan juga agensi militernya.

Pada tahun 1860, Belanda secara langsung membubarkan Kesultanan Banjar yang mengharuskan Kesultanan Banjar ditiadakan kembali. Namun sejarah mencatat bahwa pemerintahan Banjar tetap ada hingga tahun 1905 yang dimana rakyat Banjar meyakini adanya pemerintahan darurat. Pemimpin atau sultan terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman.

11. Kerajaan Sukadana atau TanjungPura


Kerajaan Tanjungpura meruapkan kerajaan tertu adi Kalimantan Barat yang berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini mengalami beberapa kali pemindahan ibukota kerajaan. Ibukota pertama terletak di Negeri Batu (saat ini dikenal sebagai Kabupaten Ketapang), kemudian pindah ke Sukadana (saat ini kota di Kabupaten Kayong Utara) pada abad ke-14 dan berubah menjadi Kerajaan Matan pada abad ke-15 semenjak Sorgi (Giri Kesuma) berkuasa dan memeluk islam.

12. Kerajaan Islam Ternate

 

Kerajaan Islam Ternate didirikan oleh Sultan Marhum. Keberadaan Kerajaan ini adalah di Maluku Utara. Di Maluku sendiri terdapat 4 Kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari keempat Kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan Kerajaan yang berkembang cepet karena sumber rempah-rempah yang sangat besar.

Banyak para saudagar yang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Sultan Harun kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah.

Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Sultan Baabulah kemudian meninggal pada tahun 1583. Tampu kekuasaan kemudian digantikan putanya yang bernama Sahid Barkat. Kerajaan Ternate mengalami kemunduran karena tidak mampu melawan Spanyol dan VOC.

13. Kerajaan Islam Tidore



Berdiri pada tahun 1801 yang dipimpin oleh raja Muhammad Naqil. Kerajaan Islam Tidore terletak di sebelah selatan Kerajaan Ternate Agama islam menjadi agama resmi Kerajaan Tidore dan disahkan oleh raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin berkat dakwah dari Syekh Mansur dari Arab.

Kerajaan Tidore menjadi pusat perdagangan karena banyaknya bangsa Eropa yang melakukan transaksi perdagangan. Bangsa tersebut seperti Spanyol, Portugis dan Belanda. Kerajaan Islam Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).

14. Kerajaaan Islam Makassar




Terdapat beberapa Kerajaan yang berada  di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Gowa, Bone, Waju, Luwu, Tallo, dan Soppeng. Diantara kerajan tersebut yang berkembang sangat pesat hanya Kerajaan Gowa dan Tallo saja. Hal tersebut dikarenakan letak Gowa dan Tallo  yang berada ditengah jalur pelayaran yang strategis. Oleh karena itu raja kedua Kerajaan maju itu memutuskan untuk bergabung dan mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya adalah Sultan Alauddin.

Kerajaan Islam Makassar ini gemar menyebarkan dakwah Islam. Masa puncak kejayaan Kerajaan Islam Makassar ini ialah pada saat pemerintahan Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin.

15. Kerajaan Bone

 

Kerajaan Bone dikenal dengan Akkarungen ri Bone, merupakan kerajaan islam yang terletak di Sulawesi bagian barat daya yang sekarang dikenal dengan provinsi Sulawesi Selatan.

Kerajaan Bone berdiri pada awal abad ke-16 dengan datangnya Tomanurung ri Matajang Matasilompoe mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa.

Bone meraih puncak kejayaan setelah berakhirnya perang Makassar pada tahun 1667-1669. Bone kemudian menjadi kerajaan paling dominan di wilayah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Saadudin menjadi penguasa tertinggi. Selanjutnya tahta diwariskan ke keponakannya yaitu La Patau Matnna Tikka dan Batari Toja. La Patau Matanna Tikka kemudian menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.

16. Kerajaan Buton



Kerajaan Buton merupakan salah satu kerajaan islam yang terletak di Kepulauan Buton Sulawesi Tenggara. Kerajaan Buton resmi menjadi kerajaan Islam pada masa pemerintahan Raja Buton yang ke-6 yaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo. Baginda diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang datang dari Johor.

Agama islam berkembang pesat di wilayah Kerajaan Buton. Ajaran islam banyak diterapkan dalam pemerintahan dan masyarakat. Peraturan undang-undang Kerajaan Buton disebut Murtabat Tujuh yang erat dengan ajaran tasawuf.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Buton menjalin hubungan yang baik dengan seluruh kerajaan di Sulawesi hingga pulau Jawa. Hubungan diplomatik ini membuat perekonomian wilayah Kerajaan Buton lebih baik karena hubungan perdagangan.

________________________________________


Posting Komentar untuk "Kerajaan Islam di Indonesia "