Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara (Cara Dakwah Islam di Nusantara )

 

Assalamualaiku Wr Wb

Bagaimana kabarnya anak-anak sholeh dan sholehah, semoga senantiasa sehat selalu

Tetap semangat belajar walaupun secara Online dan selalu melaksanakan sholat 5 waktu dimanapun kalian barada, pada  pagi hari ini materi PAI melanjutkan materi kemarin tenang kehadirian Islam mendamaikan bumi nusantara yaitu cara-cara dakwah di nusantara




B. Cara-Cara Dakwah di Nusantar

Proses penyebaran Islam di Nusantara mengalami perjalanan yang cukup panjang. Proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dengan cara yang damai, sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Para dai dan mubalig dalam menyebarkan Islam penuh dengan semangat dan keikhlasan. Dakwah juga dilakukan dengan pendekatan-pendekatan seperti perdagangan dan pendekatan-pendekatan lainnya. Akan tetapi, bukan berarti dakwah yang dilakukan para mubalig tanpa hambatan. Sama seperti Rasulullah saw., para mubalig yang menyebarkan Islam di Indonesia juga menemui hambatan dan tantangan. Proses penyebaran agama Islam di Nusantara oleh para da’i atau ulama muslim dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.

1.    Perdagangan

Bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India padaabad ke-7 Masehi. Mereka berperan dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dan para pedagang Islam. Para pedagang muslim tersebut tidak hanya menjual barang  dagangan mereka, akan tetapi juga berdakwah. Dengan cara tersebut, banyak masyarakat Nusantara memeluk agama Islam yang kemudian disebarkan kembali pada pedagang lainnya.

2.    Pernikahan 

Para pedagang Islam yang datang ke Nusantara banyak yang melangsungkan pernikahan dengan wanita pribumi dengan syarat mereka harus masuk Islam. Tokoh yang  menggunakan jalur ini misalnya, Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila,putri Tumenggung Wilatikta; pernikahan antara Raja Brawijaya dengan Putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya menjadi raja Demak.

3.    Politik  

Pada masa itu, raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong- bondong memeluk agama Islam. Masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik, maka akan diadakan perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

4.    Pendidikan

Penyebaran Islam melalui pendidikan pada masa itu dilaksanakan dengan mendirikan pesantren.Di pesantreniiniladiajarkatentang ilmyang berhubungan dengan agama Islam. Setelah belajar di pesantren, mereka memiliki  kewajiban untuk melaksanakan syiar Islam kepada masayarakat lainnya. Sehingga pemeluk Islam semakin bertambah. Ada banyak pesantren yang didirikan pada masa itu, seperti Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel), dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku.

5.    Seni Budaya

Penyebaran Islam di Indonesia juga terlihat dalam bidang seni budaya, seperti bangunan masjid, seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Karya seni tersebut banyak dijumpai di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain sebagainya. Pada da’i membumikan ajaran Islam melalui  syair–syair seperti Gending Dharma, Suluk Sunan Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain–lain. Mereka juga mengakulturasikan wayang yang sarat dokrin. Tokoh–tokoh simboli dala wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan dengan ajaran Islam. Menciptakan tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran. Bedug dibunyikan sebagai ajakan salat lima  waktu sekaligus alarm pengingat. Pada dai juga menggeser tradisi klenik yang banyak dilakukan oleh masyarakat Nusantara.

6.    Tasawuf

Penyebaran Islam di Nusantara yang tidak kalah penting adalah melalui tasawuf, yaitu ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.. Tasawuf memudahkan orang yang telah  mempunyai dasar ketuhanan lain untuk memahami dan menerima ajaran Islam. Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa tokoh tasawuyang terkenal yatu Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syekh Abdul Shamad, dan Nuruddin ar-Raniri.

7.    Pengajaran

Para tokoh yang pertama kali berjasa besar dan berhasil menyebarkan agama Islam di  Nusantara khususnya di Jawa melalui jalur pengajaran atau pendidikan adalah para wali yang berjumlah 9 orang yang sering disebut sebagai Walisanga. Berikut para Walisanga tersebut. 

a.    Sunan Gresik, berasal dari wilayah Maghribi (Afrika Utra). Dia selama 20 tahun berada di Gresik mencetak kader, oleh karenanya dikenal sebagai Sunan Gresik. Dialah yang dikenal sebagai pelopor penyebaran Islam pertama di Jawa.

b.    Sunan Ampel, memulai dakwahnya di pesantren yang didirikannya di Ampel Denta (dekaSurabaya). Sunan Ampel juga dianggap sebagai penerus cita-cita dan perjuangan Sunan Gresik

c.    Sunan Bonang, selalu menyesuaikan dakwahnya dalam hal pewayangan dan musik gamelan. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain atau sekaten).

d.    Sunan Drajat, dikenal sebagai wali yang berjiwa dan sosial tinggi. Wali ini hidup pada masa Kerajaan Majapahit runtuh dan rakyat dalam krisis yang memprihatinkan. Dia juga menggunakan seni sebagai media dakwahnya, yaitu pangkur sebagai alat seni lipfak

e.    Sunan Giri, seorang wali yang menyebarkan agama Islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan agama Islam.   

f. Sunan Kalijaga, berdakwah dengan cara berkelana. Sarana dakwahnya adalah wayang kalif yang memuat nilai-nilai keislaman. Lagu yang diciptakannya adalah Dhandhanggula. 

g.    Sunan Muria, dikenal sebagai orang yang pendiam tapi fatwanya sangat tajam, oleh karena itu dia dikenal sebagi seorang sufi, bahkan guru tasawuf. Dia juga menyukai seni nuansa keislaman. Dia juga menciptakan lagu Sinom dan Kinanti.

h.    Sunan Kudus, mendapat gelar waliyul alim (orang yang luas ilmunya). Karena memiliki ilmu tauhid dan fikih. Oleh karenanya dikenal sebagai Sunan Kudus. Dia membangun masjid di Kudus yang disebut Menara Kudus.

i.     Sunan Gunung Jati, penyebar Islam di Cirebon Jawa Barat. Ia merupakan cucu Raja Pajajaran yang lahir di Mekah, setelah dewasa menggantikan pamannya sebagai raja dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.

8.    Hubungan Sosial 

Islamisasi selain melalui jalur perdagangan dan pendidikan juga melalui bidang sosial. Ketika  para pedagang melakukan aktivitas dagangnya, tidak jarang di antara mereka yang menetap di Nusantara. Selanjutnya, mereka membangun perkampungan muslim. Dari sini proses interaksi sosial pun terus berlanjut. Mereka memulai dengan mengembangkan daerah tempat tinggalnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam. Di daerah kekuasaan yang baru, para pedagang muslim dapat hidup menyatu dengan masyarakat setempat 

C. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara

Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Nusantara menjadi bukti sejarah bahwa Islam dapat berkembang pesat salah satunya melalui kerajaan, di mana para raja dapat meyakinkan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepercayaan para rakyatnya. Berikut ini merupakan beberapa kerajaan bercorak Islam di Nusantara 

1.    Kerajaan Islam di Pulau Sumatra

Di pulau Sumatra terdapat beberapa kerajaan Islam,kerajaan Islam di Sumatra antara lain: Kerajaan PerlakKerakaan, Samudera Pasai, Kerjaan Aceh, dan Kerajaan  Malaka. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian singkat di bawah ini. 


a.     Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak adalah Kerajaan Islam yang berdiri pertama kali di Sumatra. Kerajaan Perlak disebut juga  Kerajaan Peureula. Raja pertama di Kerajaan Perlak  bernama Sultan Alauddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Kemunculan Kerajaan Perlak tidak lepas dari  komunitas muslim Arab yang datang dari tanah Arab. Komunitas ini disinyalir adalah sebagian pengikut Ali bin Abi Talib yang melarikan diri akibat pertentangan politik di Madinah. Kerajaan Perlak mengalami pasang surut akibat perebutan pengaruh antartokoh. Hal ini menyebabkan para pedagang mengalihkan perdagangannya ke Samudera Pasai yang mulai muncul. Pada akhir abad XII Kerajaan Perlak pun akhirnya mengalami kemunduran

b.    Kerajaan Samudera Pasai 

Kerajaan Samudera Pasai dapat disebut sebagai penerus Kerajaan Perlak. Penyebaran Islam dari Kerajaan Perlak mencapai wilayah Samudera Pasai sejak awal berdirinya Kerajaan Perlak. Pada saat Kerajaan Perlak diperintah oleh Sultan XVII, yaitu Sultan Makhdum Alauddin alik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat, terjadi pernikahan politik antara dua putri Sultan dengan penguasa negeri tetangga. Putri pertama, yaitu Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja dari Kerajaan Malaka, Sultan Mahmud Shah atau Parameswara dan putri kedua, Putri Ganggang, dinikahkan dengan Raja Samudera Pasai, Al-Malikus Saleh. Setelah sultan ke-18 meninggal, Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai disatukan di bawah pemerintahan Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, putra Al-Malikus Saleh dengan Putri Ganggang. 

c.     Kerajaan Aceh 

Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514 Masehi. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah tercatat sebagai raja pertama kerajaan ini yang memimpin antara tahun 1514–1528 Masehi. Kerajaan Aceh menjadi kerajaan yang sangat penting bagi para pedagang saat itu. Setelah bandaMalaka jatuh ke tangan Portugis, praktis para pedagang banyak yang beralih ke wilayah Aceh.


d.   Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka secara geografis berada di jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu selat Malaka (Semenanjung Malaya). Pada masa kejayaannya, kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam yang menguasai wilayah Semenanjung Malaka dan Riau. Berikut

1. Iskandar Syah.

2. Muhammad Iskandar Syah.

3. Sultan Muzafar Syah.

4. Sultan Mansyur Syah

5. Sultan Alauddin Syah

6.Sultan Mahmud Syah

2.    Kerajaan Islam di Pulau Jawa

Sejarah perkembangan Islam di Nusantara mengalami kemajuan, sehingga muncullah kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Nusantara. Di Jawa juga terdapat beberapa kerjaan Islam sebagai tanda atau bukti perkembangan Islam. Beberapa kerajaan Islam di Jawa seperti: KerajaaDemak, Kerjaan Pajang, Kerajaan Mataram Islam, dan Kerajaan Banten.

a.     Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah bersama para wali pada tahun 1475. Raden Patah dipilih sebagai raja pertama karena ia memiliki darah penerus Kerajaan Majapahit. Saat itu Kerajaan Majapahit sedang dirundung pergolakan perebutan kekuasaan. Raden Patah yang berada di Demak, sebuah kota di pantai utara Jawa tidak terlalu terkena dampak kemelut di pusat kekuasaan Majapahit. Melihat rona keruntuhan Majapahit sudah di depan mata, para wali berinisiatif untuk mendirikan kerajaan baru yang bercorak Islam dengan pusat pemerintahan di Demak.

b.    Kerajaan Pajang 

Kerajan Pajang adalah kelanjutan Kerajaan Demak. Melihat suasana di Demak yang makin tidak kondusif, Jaka Tingkir memindahkan pusat kerajaan ke daerah pedalaman, yaitu di Pajang, Surakarta. Kerajaan ini didirikan dan dipimpin oleh Jaka Tingkir, putra menantu  Sultan Trenggono, yang diberi wilayah kekuasaan di Pajang. Lambat laun Pajang memiliki pengaruh yang sangat kuat hingga Jaka Tingkir sendiri menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Adiwijaya. Setelah Sultan Adiwijaya wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh Arya Pangiri. Ia bukan anak kandung Sultan Adiwijaya. Adapun anak Sultan Adiwijaya, yaitu Pangeran Benowo yang saat itu masih kecil, diangkat sebagai adipati. Hal inimenimbulkan kekacauan dalam Kerajaan Pajang. Pangeran Benowo tidak menerima keputusan ini. Ia akhirnya bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggulingkan pemerintahan. Usaha ini pun berhasil, Pangeran Benowo diangkat sebagai Sultan Pajang. Namun, jasa Sutawijaya  yang membantunya harus dibayar dengan pengakuan penguasa Pajang berada di bawah kekuasaan Mataram Islam, kerajaan yang didirikan oleh Sutawijaya.

c.     Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586. Kerajaan Mataram didirikan oleh Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Gelar ini menunjukkan keberadaan agama Islam dalam kehidupan Kerajaan Mataram Islam. Pada masa kekuasaannya, Mataram diliputi sejumlah pemberontakan dari berbagai wilayakerajaan. Para bupati yang semula tunduk pada kekuasaan Pajang, secara serentak menolak Mataram. Akan tetapi, masalah ini dapat segera diatasi. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi berhasil dipadamkan. Kerajaan Mataram mencapai masa kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang bergelar Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman Khalifatullah. Saat itu kekuasaan Mataram Isla  mencapai wilayah yang sangat luas dan seluruhnya berhasil disatukan.

d.    Kerajaan Banten

Kerajaan Islam lain yang penting untuk diperhatikan adalah Kerajaan Banten. Setelah Fatahillah yang juga menantu Sunan Gunung Jati berhasil menaklukkan Portugis di Sunda Kelapa, Banten dikembangkan sebagai pusat perdagangan sekaligus tempat penyiaran agama. Bahkan, selanjutnya Kerajaan Banten berhasil merdeka dan melepaskan diri dari Kerajaan Demak. Setelah merdeka dari Kerajaan Demak, Sultan Hasanuddin, merupakan anak dari Sultan Fatahillah diangkat sebagai raja (1552–1570). Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang sangat pesat pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Akan tetapi, kemajuan Kerajaan Banten makin melemah, ketika Sultan Ageng ditangkap oleh VOC.

3.    Kerajaan Islam di Pulau Sulawesi 

Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan, daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia Timur maupun Indonesia Barat. Dengan posisi strategis tersebut, Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur  perdagangan Nusantara. Sejak pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Malikus Said (1639–1653). Selanjutnya, Kerajaan Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan SultaHasan uddin (1653–1669). 


P
ada masa pemerintahannya, Makassar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makassar. Perluasan daerah Makassar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu, ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Dengan demikian, hubungan Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalang oleh adanya Kerajaan Makassar.

Dengan kondisi tersebut timbul pertentangan antara Sultan Hasanuddin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya, kedudukan Belanda makin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut, Belanda memberikan julukan kepadanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.

Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makassar, yaitu dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone, yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar.

a.    Kerajaan Gowa dan Tallo 

Kerajaan Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik. Banyak orang kemudian mengenal keduanya sebagai Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut Ujung Pandang. Karena letak ya yang strategis di perairan timur Indonesia, yaitu di daerah semenanjung barat daya Sulawesi. Kerajaan Makassar merupakan kerajaan maritim yang terkenal. Sebagapenghasil rempah-rempah, Kerajaan Makassar membentuk jalur perdagangan laut Nusantara yang sangat terkenal pada abad 16 hingga 17 M. Kerajaan Makassar juga memiliki hubungan diplomasi yang baik denga Kerajaan Ternate di Maluku. Sebelum abad ke-16 M, raja-raja Makassar belum memeluk agama Islam. Baru setelah kedatangan Dato Ri Bandang, seorang penyiar Islam dari Sumatra, Makassar berkembang menjadi Kerajaan Islam. Berikut adalah raja-raja yang memerintah kerajaan Gowa dan Tallo.

1.   Sultan Alauddin.

2)    Muhammad Said.

 3)    Sultan Hasanuddin.

 4)    Mapasomba.

b.   Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara. Kedua kerajaan ini masing-masing berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore. Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Dari wilayah kerajaan ini banyak dihasilkan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang banyak dicari para pedagang internasional. Dengan adanya kepentingan atas penguasaan perdagangan maka terjadilah persekutuan daerah antarkerajaan. Adapun persekutuan-persekutuan tersebut adalah sebagai berikut

1)    Uli lima (Persekutuan Lima), yaitu persekutuan antara lima saudara yang dipimpin olehTernate, meliputi Obi, Bacan, Seram, dan Ambon.

2)    Uli Siwa (Persekutuan Sembilan), yaitu persekutuan antara Sembilan bersaudara yang wilayahnya meliputi Pulau Tidore, Makyan, Jailolo atau Halmahera, dan pulau-pulau di daerah itu sampai Papua. 

Demikian pelajaran pada hari ini silahkan para siswa kerjakan pertanyaan di bawah ini . kemudian di foto selanjutnya kirim ke GC kelas  masing- masing. Selamat belajar

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan  benar!

1.    Apakah syarat yang diberikan Kerajaan Demak saat membantu Pangeran Samudra?

Jawab: ...................................................................................................................................

2.    Mengapa banyak orang dari luar negeri datang ke daerah Perlak?

Jawab: ..................................................................................................................................

3.    Bagaimanakah awal kemunculan Kerajaan Samudra Pasai?

Jawab: .....................................................................................................................................

4.    Jelaskan yang kalian ketahui tentang Kesultanan Perlak!

Jawab: ......................................................................................................................................

5.    Jelaskan kemajuan politik yang berhasil dicapai oleh Sultan Agung!

Jawab: ..........................................................................................................................................



Posting Komentar untuk "Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara (Cara Dakwah Islam di Nusantara )"