Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IPA 8. ZAT ADITIF DAN ADIKTIF (2)


 Assalamualaikum wrwb.

Berjumpa kembali dengan  mapel IPA hari ini.

Pada pertemuan yang lalu kalian sudah mempelajari pengertian, jenis dan fungsi zat aditif pada makanan.  Selanjutnya hari ini kalian pelajari dampak penggunaan zat aditif pada makanan.

Yuuk kita simak materi berikut......

DAMPAK PENGGUNAAN ZAT ADITIF

Zat aditif yang masuk dalam tubuh kita akan menghasilkan dampak, baik zat aditif pangan atau zat aditif non pangan. Setiap bahan aditif dapat digunakan sebagai penambah makan jika memang bahan tersebut digunakan dalam pengolahan pangan (zat aditif pangan), akan tetapi zat aditif pangan yang terlalu banyak dikonsumsi diatas ambang penggunaannya juga akan menimbulkan dampak bagi kesehatan, baik zat aditif pangan ataupun zat aditif non pangan. Beberapa dampak yang dihasilkan oleh zat aditif, yaitu:

1. Pewarna

Penggunaan pewarna pada makanan yang boleh dan aman digunakan adalah pewarna untuk makanan (food grade), bukan pewarna tekstil. Baik pewarna alami maupun pewarna buatan (sintetis). Selain itu, pewarna yang masuk dalam tubuh harus disesuaikan kadarnya. Jika suatu senyawa pewarna melebihi ambang batas pengonsumsiannya, maka akan menimbukan dampak negative bagi tubuh. Contonya wortel.

Wortel merupakan suatu sumber makan yang mengandung betakaroten. Sementara itu betakaroten merupakan salah satu kumpulan dari karatenoid yang nantinya akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh. Wortel yang dikonsumsi secara berlebih akan menyebabkan tubuh mengalami perubahan warna kulit (carotemia).  Carotemia merupakan gangguan pada system pencernaan, diseabkan oleh serat yang dikonsumsi berlebih dapat mengganggu kelacaran usus dalam bekerja. Selain itu, dampak lainnya adalah hipotensi, lemas dan malas karena pada wotel mengadung lemak yang rendah.

Makanan yang megandung pewarna tekstil akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Hal ini karena pewarna tekstil bukan pewarna yag digunakan untuk makanan, yang mana pada pewarna tekstil mengandung residu logam berat yang dapat menumpuk dalm tubuh, dan akhirnya akan membuat tubuh menjadi rusak. Penggunaan pewarna tekstil pada makanan tidak dianjurkan, baik dalam jumlah kecil atau besar.

Beberapa zat pewarna yang diperbolehkan sebagai bahan makanan dan penyakit yang ditimbulkan:

Zat Pewarna            Penyakit yang Ditimbulkan

Tartazin                    Meningkatkan hiperaktif anak.

Sunset yellow            Kerusakan kromosom.

Pounceau 4R            Anemia.

Carmoisine           Menyebabkan kanker hati serta menimbulkan alergi.

Quinolone yellow   Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.


2. Pemanis

Senyawa pemanis sangan penting bagi tubuh, yang mana dapat diubah menjadi cadangan energi. Salah satu contoh dari pemanis yaitu siklamat. Dampak penggunaan siklamat dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak positif siklamat yakni dapat digunakan untuk membantu dalam manajemen berat badan, pencegahan karies gigi, kontrol glukosa darah penderita diabetes melitus/DM, dan juga dapat digunakan untuk menggantikan gula dalam makanan.

Dampak negatif penggunaan BTP berlebih untuk jangka pendek adalah sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah, sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan memicu timbulnya kanker atau karsinogenik, gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi lambung, dan perubahan fungsi sel. Akan tetapi mengonsumsi pemanis yang berlebih dapat menggangu kesehatan pula.Dampak dari mengonsumsi pemanis yang berlebih yaitu kanker kandung kemih serta tumor. Hal ini terjadi ketika menggunakan pemanis non nutritive (sakarin dan siklat). Selain itu, dapat pula menimbulkan penyakit diabetes.

3. Pengawet

Ada beberapa pengawet yang diperbolehkan dalam mengawetkan makan seperti garam dan gula. Selain itu ada pula beberapa senyawa pengawet yang diperbolehkan penggunaannya dalam makan serta dapat menimulkan dampak negative, yaitu:

Natamysin              : Mual, muntah, tidak nafsu makan dan diare.

Kalsium Asetat      : Kerusakan pada fungsi ginjal.

Nitrit dan Nitrat      : Mempengaruhi system peredaran besar, keracunan, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal dan muntah.

Kalsium Benzoate      : Dapat menyebabkan asma.

Sulfur Dioksida       :Mempercepat serangan asma, dapat melukai lambung, mutasi genetic, kanker dan alergi.

Kalsium dan Natrium Propionate :Jika berlebihan maka akan menyebabkan migren, kelelahan dan kesulitan tidur.

Natrium Metasulfat      : Alergi pada kulit


Selain itu, ada pula pengawet yang dilarang penggunaannya dalam makanan, yaitu:

Formalin : Kanker paru-paru, gangguan alat pencernaan, penyakit jantung serta dapat merusak system saraf.

Boraks : Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjalserta gangguan pada otak dan hati.


4. Penyedap Rasa

Penyedap rasa merupakan senyawa yang digunakan untuk meyedapkan makanan dengan memperkuat rasa daging. Penyedap rasa yang sering digunakan berupa Mononatrium Glutamate dan Monosodium Glutamate. Dengan adanya penyedap rasa, makanan akan lebih enak dan nikat. Akan tetapi jika penyedap rasa digunakan melebihi batas ambang penggunaanya maka akan menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Seperti halnya dengan penggunaan Mononatrium Glutamate dan Monosodium Glutamate yang berlebih maka akan menyebabkan kelaianan hati, trauma, stress, demam tinggi, migran, asma, ketidakmampuan dalam belajar hingga depresi.

Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati – hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut.

a)       Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.

b)       Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya.

c)       Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.

d)       Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.

e)        Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.

f)         Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.

g)         Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi.

h)         Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

i)         Amati komposisi serta bahan – bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi bahan pada kemasan.

j)         Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen Kesehatan atau belum.

Posting Komentar untuk "IPA 8. ZAT ADITIF DAN ADIKTIF (2)"