Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjelaskan Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia di masyarakat. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. 

Proses interaksi sosial akan terjadi apabila antara pihak yang berinteraksi melakukan syarat interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial secara harfiah dapat dikatakan menyentuh, baik secara langsung (fisik) maupun tidak langsung (tanggapan atas tindakan, misalnya seseorang menelpon lalu telpon tersebut diangkat oleh penerima). Sementara komunikasi ialah tafsiran/perasaan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan­-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Ketika kedua syarat ini terjadi dan saling merespon antar satu sama lain, maka terjadilah proses interaksi sosial. Agar terjadi kontak dan komunikasi yang baik, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kita dalam ber­interaksi sosial, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor imitasi, yaitu proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Contohnya, seorang anak perempuan bermain masak­-masakan karena melihat ibunya saat me­masak, anak laki-­laki memperbaiki sepedanya karena meniru ayahnya saat memperbaiki motor.

2. Faktor sugesti, yaitu pengaruh yang menggerakkan hati seseorang. Contohnya seorang anak membeli body lotion karena ingin memiliki kulit putih seperti model iklan body lotion tersebut, pasien yang sakit akan cepat sembuh salah satunya karena rasa sugesti pada dokter yang merawatnya.

3. Faktor identifikasi, yaitu kecenderungan menjadi sama/berusaha menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seo­rang anak yang mengidolakan pemain sepak bola kemudi­an anak tersebut mencukur rambutnya mirip dengan ido­lanya serta berupaya memakai pakaian dan aksesoris yang sama dengan idolanya.

4. Faktor simpati, yaitu kemampuan untuk merasakan se­olah­-olah ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Contohnya, seorang anak mengucapkan selamat ulang ta­hun sambil tersenyum kepada temannya karena ikut me­rasakan perasaan bahagia. 

Tidak semua tindakan manusia merupakan interaksi sosial. Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri­-ciri sebagai berikut:

1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.

2. Berlangsung secara timbal balik.

3. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-­simbol yang disepakati.

4. Adanya suatu tujuan tertentu. 

Jadi interaksi sosial adalah hubungan­-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia, terdapat syarat interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan komunikasi, dengan ciri terdiri dari dua orang atau lebih, komunikasi berlangsung timbal balik serta memiliki tujuan tertentu. Beberapa faktor yang terjadi dalam kehidupan kita dapat mempengaruhi proses interaksi sosial antar sesama di masyarakat, misalnya faktor imitasi, sugesti, identifikasi atau simpati.


Posting Komentar untuk "Menjelaskan Bentuk-bentuk Interaksi Sosial"