Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman

 4 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman



Lahan pertanian di Karawang, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar

Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman tanpa pengawasan dapat berdampak negatif bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Apa saja dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman?
Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula atau yang seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri, seperti dikutip dari buku Perubahan Alih Fungsi Lahan oleh Fauziyah, S.H., M.H. dan Muh. Iman, S.H., M.H.

Alih fungsi lahan merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan wilayah yang merespons pertambahan penduduk. Hal ini tampak dari alih fungsi lahan sawah menjadi lahan pemukiman perkotaan. Sebagian besar alih fungsi lahan tersebut menunjukkan ketimpangan penguasaan lahan yang didominasi pemilik izin mendirikan bangunan pemukiman, baik secara horizontal (real estate) atau vertikal (apartemen).

Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman
Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman yakni sebagai berikut.

1. Turunnya produksi pertanian
Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman yaitu produktivitas pangan akan menjadi berkurang atau menurun, seperti dikutip dari buku Xplore Ulangan Harian SMP/MTs Kelas 8 oleh Tim Foton Edukasi.

Lahan pertanian yang menjadi lebih sempit karena alih fungsi menyebabkan hasil produksi pangan juga menurun, seperti makanan pokok, buah-buahan, sayur, dan lain-lain.

2. Hilangnya kesempatan petani
Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman membuat petani kehilangan kesempatan untuk menggarap lahannya secara berkelanjutan dan menjadikannya mata pencaharian. Petani juga jadi kehilangan kesempatan untuk mendapat manfaat panen atau hasil pertaniannya, baik untuk keluarga sendiri atau untuk dijual.

3. Investasi pemerintah di bidang pengairan jadi tidak optimal
Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman selanjutnya yakni investasi pemerintah di bidang pengairan jadi tidak optimal. Sarana dan prasarana dalam irigasi yang sudah didanai pemerintah jadi tidak difungsikan optimal karena sebagian sasarannya kini tidak lagi lahan pertanian, tetapi pemukiman.

4. Berkurangnya ekosistem sawah
Berkurangnya ekosistem sawah di antaranya disebabkan oleh pembangunan pemukiman penduduk, industri, pertokoan, dan pariwisata. Ekosistem sawah yang berkurang karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman meliputi komponen biotik dan abiotik.

Sebagai informasi, contoh komponen biotik sawah yaitu tumbuhan seperti padi dan jagung, serangga, burung, dan keong. Sementara itu, komponen abiotik sawah yaitu seperti cahaya matahari, suhu, air, angin, batu, dan kelembaban tanah.

Pengaruh konversi lahan pertanian menjadi lahan industri dan permukiman berikan contoh daerah dan dampak negatif dan positif!

_______________________________________

Jawaban

Pendahuluan

Hai gaes, generasi milenial yang semangat belajarnya terus membara. Kali ini kita akan membahas tentang konversi lahan tepatnya yakni “Pengaruh konversi lahan pertanian menjadi lahan industri dan permukiman berikan contoh daerah dan dampak negatif dan positif! Tidak dapat dipungkiri konversi lahan dapat memberikan dampak positif namun juga dampak positif. Mari kita bahas keduanya gaes!

Pembahasan

Konversi lahan dapat diartikan sebagai kegiatan alih fungsi atau pengubahan suatu fungsi lahan dari satu fungsi menjadi fungsi yang lain. Salah satu penyebab terjadinya konversi lahan adalah faktor jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka kebutuhan akan lahan baik untuk pemukiman maupun industri juga akan semakin besar. Indonesia sebagai negara angraris tentu saja memiliki lahan pertanian yang amat luas. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan akan lahan dilakukan konversi lahan pertanian baik untuk pemukiman maupun untuk industri.  

Konversi Lahan Pertanian menjadi Lahan Industri

Dampak positif yang ditimbulkan dari konversi lahan pertanian menjadi lahan industri, diantaranya:

  • Dapat menyerap tenaga kerja dengan jenis pekerjaan seperti bidang jasa.  
  • Peningkatan perekonomian masyarakat  
  • Perkembangan potensi daerah

Dampak negatif yang ditimbulkan dari konversi lahan pertanian menjadi lahan industri, diantaranya:

  • Berkurangnya luas lahan pertanian yang dapat mengakibatkan produktivitas pangan yang berasal dari sektor pertanian semakin menurun.  
  • Perubahan ekosistem atau lingkungan kawasan industri berpotensi terdampak pencemaran akibat limbah industri, baik pencemaran udara, tanah, maupun air.
  • Fungsi lahan pertanian memiliki sifat menular antar pemilik lahan, sehingga ketersediaan lahan pertanian menjadi semakin terancam.

Konversi Lahan Pertanian menjadi Lahan Pemukiman

Dampak positif yang ditimbulkan dari konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman antara lain:

  • Kebutuhan lahan untuk tempat tinggal menjadi terpenuhi
  • Potensi daerah yang awalnya berpenduduk sedikit akan semakin berkembang seiring bertambahnya jumlah penduduk, baik secara ekonomi maupun sosial budaya.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, diantaranya:

  • Ketersediaan pangan dari sektor pertanian semakin menurun akibat luas lahan pertanian yang terus berkurang.
  • Mata pencaharian sebagai petani dan juga buruh tani menjadi terancam
  • Berkurangnya lahan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau
  • Berkurangnya kawasan resapan air

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya, konversi lahan pertanian menjadi lahan industri dan permukiman akan berpengaruh hampir kepada setiap aspek kehidupan mulai dari sosial, budaya, maupun ekonomi. Dalam setiap perubahan pastilah terdapat dampat positif dn dampak negatif yang harus ditanggapi secara bijak.

  

Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi Terhadap Perubahan Ruang


Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi terhadap perubahan ruang mencakup pengaruh teknologi transportasi dan teknologi komunikasi terhadap perubahan ruang di negara ASEAN.

 Maksudnya, dampak perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi bagi negara ASEAN terhadap berbagai aspek kehidupan manusia adalah mempermudah aktivitas dan pekerjaan manusia.

 Mengutip Kemdikbud RI, perkembangan ilmu dan teknologi berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia karena memudahkan dalam berbagai aktivitas dan pekerjaan manusia. Teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi, teknologi komunikasi, dan teknologi produksi. 

Teknologi transporasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain; Teknologi komunikasi dimanfaatkan untuk bertukar informasi, ilmu yang menghasilkan teknologi komunikasi mengurangi jarak dan waktu dalam berinteraksi antarpihak;

 Teknologi produksi digunakan untuk memproduksi sandang, pangan, dan papan. Berikut ini penjelasan pengaruh perkembangan IPTEK di ASEAN: Baca juga: Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam di Negara ASEAN Pengaruh teknologi transportasi terhadap perubahan ruang di negara ASEAN Teknologi transportasi mencakup berbagai bentuk alat transportasi di darat, laut dan udara. Ilmu dan pengetahuan yang semakin luas memungkinkan perkembangan berbagai macam alat transportasi yang nyaman, cepat, dan tingkat keamanan tinggi. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Contoh kereta cepat monorel, pesawat terbang, speed boat yang terus mengalami perbaikan demi kenyamanan penumpang. Tetapi di negara-negara ASEAN, alat transportasi tradisional yang belum menggunakan mesin masih dapat dijumpai dan bertahan. Contoh, pedati, delman, dan becak. Perkembangan teknologi transportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Transportasi udara berupa pesawat bukan lagi alat transportasi mahal. Setiap orang dapat naik pesawat karena cepat, nyaman dan harga terjangkau. Transportasi air berupa kapal tidak hanya sebagai alat transportasi tetapi juga sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan. Perkembangan transportasi membutuhkan ruang sebagai sarana dan prasarana. Semakin banyak alat transportasi di darat, laut dan udara maka sarana dan prasarana penunjang semakin mendesak pembangunannya, seperti perluasan jalan, terminal, bandara, dermaga atau pelabuhan. Pembangunan prasarana transportasi akan mengubah kondisi wilayah di suatu negara. Lahan-lahan produktif seperti hutan atau sawah diubah untuk membangun jaringan jalan. Di beberapa negara ASEAN, rekayasa jaringan lalu lintas transportasi darat sudah canggih. Contoh Singapura dan Thailand yang mengembangkan transportasi darat bawah tanah. Perubahan penggunaan lahan sebagai sarana transportasi juga terjadi di sekitar bandara. Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai pemukiman atau persawahan dikonversi demi perluasan area bandara. Contoh, pembangunan Bandara Suvarnabhumi di Thailand menggantikan Bandara Don Muang, Bandara Luang Prabang di Laos, Bandara Ninoy Aquino di Filipina, dan lain-lain. Baca juga: Faktor Iklim yang Mempengaruhi Interaksi Antarruang Negara ASEAN Pengaruh teknologi komunikasi terhadap perubahan ruang di negara ASEAN Komunikasi adalah cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi. Cara berkomunikasi pertama kali diajarkan oleh ibu kepada anaknya, yang disebut bahasa ibu. Contoh bahasa ibu, bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Inggris atau bahasa lain. Ilmu pengetahuan berjasa mengubah perkembangan teknologi komunikasi menjadi semakin canggih. Teknologi komunikasi memungkinkan informasi menyebar luas dalam waktu singkat. Perkembangan teknologi komunikasi sangat menguntungkan karena mengurangi jarak dan waktu. Berbeda dari keadaan masa lalu, komunikasi menggunakan surat sehingga butuh waktu lama sampai ke tujuan. Meski begitu, perkembangan teknologi komunikasi juga menimbulkan kerugian, yaitu mengurangi intensitas interaksi secara langsung antarmasyarakat. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN sebagai akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat dalam berbagai aspek, yaitu sosial, ekonomi, budaya dan keamanan. Baca juga: Upaya Peningkatan Kerja Sama Negara ASEAN Perubahan di negara-negara ASEAN akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dalam aspek sosial adalah: Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat; Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan; Maraknya perdagangan manusia; Kerja sama luar negeri semakin mudah. Perubahan di negara-negara ASEAN akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dalam aspek ekonomi adalah: Bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti pusat perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang; Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing; Barang-barang asing semakin mudah dijangkau. Perubahan di negara-negara ASEAN akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dalam aspek budaya adalah: Terjadi akulturasi budaya secara sadar atau tidak; Perubahan sistem nilai dan norma; Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis; Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk. Perubahan di negara-negara ASEAN akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dalam aspek keamanan adalah: Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan; Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat; Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.



Posting Komentar untuk "4 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman"