Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERMAIN ALAT MUSIK SEDERHANA (Bab 4 Kelas 7 Materi Pengetahuan )



Kompetensi Dasar 
1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah Tuhan.
2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin melalui aktifitas berkesenian.
2.2. Menunjukan sikap bertanggungjawab, peduli, dan santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya.
2.3. Menunjukan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni.
3.3. Memahami konsep dasar permainan alat musik sederhana secara perorangan
4.3  Memainankan alat musik sederhana secara perorangan  

RINGKASAN MATERI

A. PENGERTIAN MUSIK ANSAMBEL
Secara bahasa Ansambel bersumber dari bahasa Perancis, yang berarti bersama- sama. Kemudian di dalam kamus musik  definisi ansambel yaitu kelompok aktivitas alat musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya.  Definisi lain dari ansabel yaitu permainan  musik yang dilakukan secara  bersama- sama oleh sekelompok pemusik dengan menggunakan satu atau  beberapa jenis. 
Bentuk permainan musik dapat berupa :
1. Bentuk Permainan Tunggal, yaitu bentuk penyajian musik oleh satu orang pemain dengan menggunakan satu atau beberpa jenis alat musik
2. Bentuk Permainan Bersama, yaitu bentuk permainan musik oleh beberapa orang pemain dengan menggunakan satu atau beberapa jenis alat musik.  

B. JENIS- JENIS ALAT MUSIK
Jenis- jenis alat musik dapat dikelompokkan menjadi tiga , yaitu :
1. Alat Musik Berdasarkan Fungsinya 
Berdasarkan fungsinya alat musik dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Alat Musik Melodis, yaitu alat musik yang memiliki nada. Alat musik melodis ini berfungsi membawakan rangkaian melodi lagu atau alunan melodi dengan notasinya. Contoh alat musik melodis adalah seruling, biola, terompet, harmonika, flute, saxophone, recorder, dan trombone.


Gambar 4.1.   Saxophone, Trombone, dan Biola


b. Alat Musik Harmonis, yaitu alat musik  yang dapat menghasilkan paduan nada atau akor. Alat ini berfungsi sebagai pengiring lagu. Contoh : gitar, ukulele, piano, pianika, akordion, keyboard.  


Gambar 4.2.  Accordeon, Piano, dan Ukulele

c. Alat Musik Ritmis, yaitu alat musik yang tidak memiliki nada. Fungsi alat musik ritmis untuk menstabilkan irama atau membawakan ketukan irama. Contoh : ketipung, drum set, trangle, tamborin, kendang , dan kastanyet.

Gambar 4.3.  Ketipung, Triangel, dan Kastanyet




2. Alat Musik Berdasarkan Sumber Bunyinya
Berdasarkan sumber bunyinya , alat musik dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu :
a. Aerophone, yaitu jenis alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara. Jenis musik ini dimainkan dengan cara ditiup. Contoh : flute, melodion, recorder, tuba, seruling, dan clarinet. 
b. Chordophone, yaitu jenis alat musik  yang sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar. Cara memainkan alat musik ini dengan cara dipetik atau digesek, da nada pula yang ditekan. 
Contoh alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, yaitu : ukulele, banjo, gitar, siter, harpa, dan kecapi
Contoh alat musik yang dimainkan dengan cara digesek, yaitu : cello gesek, kontra bas, biola, rebab, dan lain- lain 
Contoh alat musik yang dimainkan dengan cara ditekan , yaitu : piano akustik dan organ 
c. Idiophone, yaitu jenis alat musik yang sumber suaranya berasal dari alat itu sendiri. Cara memainkan jenis alat musik ini yaitu dengan cara di pukul. Contoh : belyra, perangkat gamelan, kulintang, ketipung, tamborin, calung, angklung, arumba, rebana, dan lain- lain.
d. Membranophone, yaitu alat musik yang sumber suaranya berasal dari getaran membrane atau selaput (mika, kulit, plastik atau fiberglass). Contoh : tamborin , ketipung, tam- tam, snar deum, bedug, rebana, kendang, gendering, timpani, dan lain- lain.
e. Elektrophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari rangkaian elektronika yang terdapat di dalam alat tersebut. Dengan kecanggihan teknologi alt tersebut dapat menghasilkan segala macam alat musik. Cara memainkannya cukup menekan tombol dan tuts yang ada. Contoh : keyboard
3. Alat Musik Berdasarkan Cara Memainkannya 
Berdasarkan cara memainkannya alat musik dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu :
a. Alat Musik Tiup, yaitu alat musik yang cara memainkannya  dengan ditiup. Contoh : harmonica, seruling, horn, melodeon, clarinet, tuba, recorder, saxophone, pianika, bason, dan lain- lain.
b. Alat Musik Gesek, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan digesek. Contoh : biola, rebab, kontra bas, violin, viola, cello, dan lain- lain.
c. Alat Musik Petik, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipetik. Contoh : gitar, bas, mandolin, sasando, ukulele, harpa, siter, banjo, hawaian, dan lain-,lain.
d. Alat Musik Pukul, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul. Alat musik pukul terdri dari dua macam, yaitu :
Alat musik pukul bernada
Contoh : kolintang, perangkat gamelan, calung, vibraphone, arumba, xylophone, belyra, glockenspiel, dan lain- lain 
Alat musik pukul tak bernada 
Contoh : gendang, rebana, simbal, triangel, gong, drum set, ketipung, tamborin, tympani, castanyet, pauken, dan lain- lain. 
e. Alat Musik Tekan, alat musik yang cara memainkannya dengan ditekan. 
Contoh : piano dan organ

C. MENGENAL BEBERAPA MUSIK DAERAH
1. Musik Gamelan
Musik gamelan termasuk jenis musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Sunda, dan Bali. Alat musik gamelan terdiri atas saron, rebab, bonang, kendang, gender, gong, gambang, dan sebagainya. Dalam memainkan gamelan menggunakan tangga nada pelog atau slendro. Notasi musik gamelan yang menggunakan tangga nada slendro memiliki 6 titi nada, yaitu : 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 1, sedangkan tangga nada pelog memilki 7 titi nada, yaitu : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7.
Gamelan dari Jawa Tengah dan Yogyakarta memiliki alat musik yang lebih lengkap dibandingkan dengan gamelan dari daerah lainnya. Berdasarkannya cara  penyajiannya gamelan di setiap  daerah memiliki ciri yang berbeda, seperti :
Gamelan Jawa Tengah / Yogyakarta antara vocal dan instrumen disajikan secara seimbang
Gamelan Bali lebih mengutamakan instrumen
Gamelan Sunda lebih mengutamakan vokal 

Gambar 4.4.  Gamelan Jawa, Gamelan Sunda, dan Gamelan Bali

2. Calung
Calung adalah alat musik dari Sunda (Jawa Barat) yang merupakan prototipe atau purwarupa dari angklung. Selain berkembang di Jawa Barat, alat musik calung juga berkembang di Jawa Tengah khususnya daerah “Banyumasan”. Masyarakat banyak yang menyamakan calung dengan angklung karena melihat bentuknya yang hampir sama. Meskipun hampir sama, namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung dimainkan dengan cara digoyang, sedangkan calung dalam memainkannya harus dengan cara memukul batang- batang bambu. 
Pada umumnya alat musik tradisional dari Jawa Barat ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu rantay dan jinjing. Calung rantay sering disebut juga renteng, gambang ataupun runtuy. Untuk memainkan alat musik calug rantay biasanya dengan cara dipukul menggunakan dua buah alat pemukul dengan duduk bersila. Calung jinjing merupakan calung yang berbentuk tabung-tabung bambu yang kemudian digabungkan oleh paniir (sebilah bambu kecil). Berbeda halnya dengan alat musik rantay, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul sembari dijinjing.

Gambar. 4.5.   Calung Jinjing, dan Calung Banyumasan 


3.  Angklung
Angklung adalah alat musik dari daerah Jawa barat dan Banten. Angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Awalnya angklung merupakan alat musik digunakan untuk bunyi- bunyian berkaitan tentang panen padi dan upacara lain yang juga berkenaan dengan padi. Sejak tahu 1938 Daeng Sutisna mengembangkan anglkung sebagai musik sekolah dengan membuat laras diatonik, ( Oby A.R. Wiramiharja 2010), Alat musik angklung berkat jasa Daeng Soetigna dibedakan menjadi anngklung pembawa melodi dan angklung pengiring. Angklung melodi terdiri dari dua tabung bamboo, sedangkan angklung pengiring terdiri atas tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah bentuk trinada misalnya Cminor, G, dan D dim, sedangkan yang empat untuk catur nada misalkan G 7 dan C 7.



Gambar  4.6. Pertunjukan Angklung di Saung Udjo, Bandung

4.  Sasando
Alat musik sasando berasal dari kabupaten Rotedau di Nusa Tenggara Timur. Sasando termasuk alat musik  chordophone, yang cara memainkannya dengan cara dipetik karena sumber suaranya berasal dari senar. Cara memainkan sasando tangan kiri memainkan akor dan tangan kanan memainkan melodi. Alat musik sasando dapat digunakan dalam dua nada dasar mayor yaitu nada dasar C dan G. Urutan nada untuk tangan kiri dalam nada dasar C = do adalah do, so, so, fa, fi, la, ti, do, re, mi, fa, fi. Untuk melodinya dimainkan oleh tangan kanan, nadanya : so, la, ti, do, re, mi, fa, so, la, mi, re, do, ti, la, so, fa, mi.


Gambar 4.7. Pertunjukan Sasando

5.   Talempong 
Talempong adalah jenis musik  tradisional  dari Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya hampir sama dengan bonang pada gamelan Jawa. Talempong mempunyai nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukul pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukkan atau penyambutan., seperti tari Piring, tari Pasambahan, dan  tari Gelombang. Talempong juga digunakan untuk  melantunkan musik menyambut tamu istimewa. 
Alat musik Talempong menurut fungsinya terdiri dari enam macam yaitu : Talempong Duduk, Talempong Pacik, Talempong Garetek, Talempong Tingkah, Talempong Sawut, dan Talempong Batu.  


Gambar 4.8. Pertunjukan Talempong Duduk dan Talempong Pacik

6.  Kolintang 
Kolintang adalah jenis musik tradisional yang menggunakan alat musik perkusi, yang terdiri atas bilah-bilah kayu yang disusun / dipasang berderet diatas bak kayu dan dimainkan dengan cara dipukul. Musik kolintang berasal dari Minahasa (Sulawesi Utara). Nama kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya. Tong (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat berarti, ajakan “Mari kita lakukan Tong, Ting, Tang”  atau Mangemo Kumolintang. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata “Kolintang” agar dihafalkan oleh masyarakat. 
Tangga nada yang digunakan pada musik kolintang adalah tangga nada diatonis, sehingga dapat membawakan berbagai jenis lagu baik mayor atau minor, lagu pop, lagu daerah, atau lagu yang lainnya. Musik kolintang dapat disajikan dalam bentu instrumental maupun dilengkapi ileh penyanyi. Grup kolintang yang terkenal antara lain grup Kadoodan, Mawenang dan Gloria.

Gambar 4.9. Pertunjukan Kolintang

7.  Tanjidor
Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Tandijor sudah ada sejak abad ke-19. Alat- alat musik yang digunakan terdiri dari penggabungan alat musik tiup, alat musik gesek, dan alat musik perkusi. Tanjidor digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. 


Gambar 4.10. Pertunjukan Musik Tanjidor  

8.  Seruling Bambu
Seruling bambu juga berkembang seperti angklung. Di daerah Sumatera Barat disebut dengan Saluang. Di daerah Toraja, Sulawesi Selatan dan di Sulawesi Utara seruling bambu telah dipakai musik ansambel, demikian juga di Nusa Tenggara Timur. Alat musik seruling dibedakan menjadi seruling pembawa melodi dan seruling pengiring. Seruling pembawa melodi berfungsi memainkan nada-nada, sedangkan seruling pengiring berfungsi sebagai akor dan bas. Akor dalam permainan seruling adalah bunyi nada seruling yang terdiri dari tiga seruling, misalkan  untuk akor C mayor berarti seruling satu bunyi nada c, seruling dua bunyi nadanya e, dan seruling tiga berbunyi nada g. 


Gambar 4.11. Pertunjukan atau Festival Seruling 

Selain musik daerah yang sudah dijelaskan diatas, masih banyak lagi musik daerah yang lain, misalnya musik Degung dari Jawa Barat, musik Talindo dari Sulawesi Selatan, musik Dol dari daerah Bengkulu, dan lain-lainnya.

TUGAS TUGAS SISWA
(Lihat di Buku Pendamping Belajar Siswa Kelas VII)



D. BERLATIH MEMAINKAN INSTRUMEN MUSIK MELODIS

1. Recorder
Recorder merupakan alat musik bukan asli Indonesia. Recorder disebut juga  block flue. Recorder terdiri dari empat jenis recorder yaitu recorder sopran, sopranino, alto, dan tenor, yang masing-masing memiliki jangkauan nada yang berbeda- beda.  Suara yang dihasilkan kurang bagus, terlebih jika ditiup dengan keras dan tidak beraturan. Agar bunyi terdengar bulat, maka dalam meniup harus menggunakan  teknik yang benar. Waktu meniup bersamaan seperti menyebut thu- thu dan tho-tho dengan sistem penjarian yang benar pula. Selain teknik, posisi atau sikap badanpun harus diperhatikan dalam bermain recorder. Sikap badan yang baik untuk bermain recorder baik dalam keadan berdiri maupun duduk adalah tegak, tangan kiri berada diatas sedangkan tangan kanan di bawah.Gunakan pernafasan perut, tiupan yang stabil dan lembut. Adapun posisi penjarian pada recorder dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :


Keterangan  : 
Lubang nol (0) digunakan untuk menentukan nada rendah dan nada tinggi. Jika ditutup penuh akan menghasilkan nada yang lebih rendah daripada jika ditutup setengah atau terbuka. Pada bagian kaki dapat diputar ke kanan sedikit agar jari kelingking lebih mudah dalam menjangkau untuk menutup lubang ke 7.
Cara menyetem recorder dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
a. Jika kita menghendaki setelan standar/ tinggi, sambungan bagian atas dan tengah harus dirapatkan
b. Jika kita menghendaki setelan rendah, sambunga atas dan tengah harus direnggangkan. 

Cara memainkan/menutup lobang Recorder 

Perhatian! Bagian jari yang digunakan untuk menutup lubang, bukan bagian ujung jari tetapi agak ke tengah sedikit atau bagian perut jari dan posisi jari akan membentuk sudut kira-kira 90 derajat dengan batang recorder. Sedangkan untuk ibu jari tangan kiri bagian yang digunakan untuk menutup lubang nol (0) adalah bagian pinggir perut ibu jari.


                                                                             Posisi lobang nol (0) pada ibu jari 

Letak nada natural pada alat musik Recorder

Nada-nada kromatis



MAINKAN LAGU BERIKUT INI DENGAN ALAT MUSIK RECORDER


2. Melodion / Pianika
Melodion atau pianika adalah alat musik clavir  yang memilki dua warna tuts yaitu putih dan hitam.Tuts hitam berada di atas, berisi nada- nada kromatis (cis/des, dis/es, fis/ges, gis/as, ais/bes), sedangkan nada bagian bawah adalah tuts berwarna putih yang beisi nada- nada natural ( c – d – e – f – g – a – b – c’ ).



Posisi Penjarian Pianika 
Dalam bermain pianika penjarian dengan menggunakan tangan kanan, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memegang pianika.
Perhatikan cara penjarian berikut ini :

Tangan kiri tanpa kode jari untuk membawa alat musik pianika, tangan kanan dengan kode jari angka 1 - 5 untuk memainkan melodi atau nada lagu.

Contoh penggunaan kode jari dalam memainkan tangganada.
 
Kode jari    1        2       3   -   1        2        3        4       5                    5        4       3        2       1   -   3        2        1
Notasi 


Dari nada 3 (mi) ke nada 4 (fa) jari yang digunakan adalah jari dengan kode 3 ke kode jari 1 lagi, dengan demikian ibu jari menyusup ke bawah jari telunjuk dan jari tengan untuk menuju ke nada 4 (fa)

Sebaliknya, dari nada 4 (fa) ke nada 3 (mi) jari yang digunakan dengan kode jari 1 ke kode jari 3 lagi, dengan demikian jari tengah melompati ibu jari untuk menuju ke nada 3 (mi)
Penggunaan jari pada saat memainkan notasi lagu tidak mutlak seperti tersebut di atas, namun dapat disesuaikan dengan jangkauan tertinggi dan terrendahnya nada dalam satu frase lagu.

MAINKAN LAGU BERIKUT INI DENGAN ALAT MUSIK PIANIKA.
Perhatikan kode jarinya.



Kerjakan Penilaian Harian 4 di Buku Pendamping Belajar Siswa Kelas VII






Posting Komentar untuk "BERMAIN ALAT MUSIK SEDERHANA (Bab 4 Kelas 7 Materi Pengetahuan )"